"Kita lihat kebutuhan kalau mau untuk putaran atas kita pakai kombinasi yang lebih berat. Misal standarnya pakai ukuran 9 gram dibikin 10 gram," tambahnya.
"Atau kalau kita mau kejar putaran bawah pakai ukuran yang lebih ringan," lanjut Ricard yang bermarkas di bilangan Joglo, Jakarta Barat.
"Bisa juga antara kombinasi dari dua ukuran roller, tapi tidak boleh asal karena bisa jadi roller yang ukurannya sama justru tarikan lebih pas," tambahnya lagi.
"Tapi seandainya pakai model silang biasanya penempatan rollernya ikut perhatikan," lanjutnya.
(Baca Juga: Kawasaki Ninja H2R Punya Satu Komponen Mirip di Pesawat, Berputar 2 Ribu Kali Per Detik!)
"Roller yang lebih berat ukurannya diletakkan di lintasan yang sama dengan titik mati atas (TMA) mesin ini ada pengaruhnya," bilangnya lagi.
"Tapi semua kembali apakah mesin kita perlu menggunakan roller model silang atau tidak, kalau standar ya lebih baik roller rata saja," tutupnya.