"Sangat tidak respresentatif. Sangat jomplang jika disandingkan dengan rest area yang ada di ruas tol Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Solo dan lainnya. Tidak ada apa - apanya jika dikomparasikan dengan yang ada di sana," urainya.
Ia menilai, Tol Gempas ini merupakan salah satu ruas yang masuk dalam Tol panjang, Tol Trans Jawa.
Artinya pembangunan rest areanya kan harusnya sebanding dengan rest area di tol Trans Jawa lainnya.
"Di sini tidak ada stasiun pengisian bahan bakar. Tidak ada warung penjual minuman dan makanan, yang ada hanya minimarket yang menjual sesuai dengan batasannya. Tidak ada Musala dan toilet yang layak," jelasnya.
(Baca Juga: Kartu E-Money Salah Satu Bank Infonya Tak Berlaku di Jalan Tol, Jasa Marga Minta Maaf)
Ia menerangkan, tol ini sudah berfungsi sejak satu tahun yang lalu. Bahkan, sudah hampir dua tahun.
Tapi, pembangunan rest area terkesan ala kadarnya. Luasnya lahan tidak dimanfaatkan secara maksimal.
"Harusnya ada kebijakan dari Jasa Marga, selalu penanggung jawab dan pemilik Tol Gempas ini untuk take over pengelolaan rest area. Atau menegur pihak pengelola untuk segera merampungkan pekerjaan rest area," tambahnya.
Dikatakan Lujeng, jangan dibiarkan mangkrak seperti ini. Misal dulu ingin dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, harus dilanjutkan agar umat juga merasakan dampak positifnya. Ia mendesak Jasa Marga untuk segera bertindak.
(Baca Juga: Truk 'Ngeyel' Kelebihan Muatan Diusir Sejak Gerbang Tol, Alat Timbang Disiapkan)