Otomotifnet.com - Masih banyak konsumen Tanah Air ragu menebus kendaraan listrik, lantaran menganggap mobil ini hanya cocok dipakai di perkotaan.
Maklum, di Indonesia infrastruktur untuk kendaraan jenis ini, macam charging station , masih sangat sedikit, apalagi di daerah.
Ditambah kemampuan jelajah mobil listrik saat ini masih terbatas, tidak seperti mobil bermesin pembakaran dalam.
Eits , nanti dulu! Mobil listrik macam mana dulu nih? Mungkin untuk kendaraan listrik dengan sistem full EV (Electric Vehicle), alias hanya mengandalkan mesin listrik sebagai motor penggerak roda, memang saat ini masih punya keterbatasan.
Berbeda dengan yang sistemnya hybrid, atau yang masih dikombinasi dengan motor pembakaran dalam.
Malah kemampuan jelajahnya dalam kondisi tangki bahan bakar terisi penuh, bisa lebih jauh dibanding mobil bermensin konvensional (motor bakar).
Hal itu telah Otomotifnet.com buktikan saat mengikuti ajang test drive mobil-mobil hybrid keluaran Toyota beberapa waktu lalu dari Banyuwangi, Jawa Timur menuju Denpasar, Bali sejauh lebih dari 200 kilometer.
Total ada 8 unit mobil hybrid Toyota yang disediakan oleh PT Toyota Astra Motor (TAM), yaitu 3 unit All New Toyota C-HR Hybrid, 1 unit Alphard Hybrid, 1 unit All New Camry Hybrid, 1 unit All New Altis Hybrid dan 2 unit All New Prius PHEV.
Kami kebagian merasakan performa All New Camry Hybrid, All New Corolla Altis Hybrid, All New C-HR Hybrid dan All New Prius PHEV.
O iya, untuk sistem hybrid sendiri terbagi dalam beberapa jenis, yaitu hybrid biasa atau sering disebut HEV (Hybrid Electric Vehicle), dan Plug-in Hybrid (PHEV) seperti yang dianut All New Toyota Prius PHEV atau Mitsubishi Outlander PHEV.
Oke, saat kami mengamati daya jelajah satu unit mobil hybrid tersebut, yaitu All New Corolla Altis Hybrid, dalam kondisi tangki bahan bakar terisi penuh (50 liter), jarak tempuh mid sedan terbaru Toyota ini mampu menempuh hingga lebih dari 920- an kilometer.
Artinya per liternya bisa menempuh sekitar 18,4 kilometer, wuihhhh...!
Hemm.. itu wajar dong, mengingat adanya penggunaan mesin listrik, yang bekerja saat akselerasi awal dan ketika dalam keadaan cruising secara konstan.
Lantas seperti apa pembuktiannya di lapangan?
Dalam kondisi mobil terisi 4 penumpang dewasa plus barang bawaan masing-masing, All New Camry yang kami jajal pertama kali, mampu meraih konsumsi bahan bakar 4,7 liter/100 kilometer atau setara 21,27 km/liter.
Itu dengan kondisi berkendara normal, yang sering kali bejek gas dalam saat ingin berakselerasi cepat.
Kecepatan kendaraan pun tak jarang dilarikan hingga 100 km/jam saat ketemu jalan sepi.
Sementara All New Corolla Altis Hybrid yang kami gunakan berikutnya, bisa meraih konsumsi BBM 21,2 km/liter, dan All New C-HR Hybrid mencapai 20 km/liter.
Efisiensi bahan bakar tersebut sebenarnya bisa lebih lebih tinggi bila cara bekendara lebih smooth alias pakai ECO mode.
Kami memang sengaja menjajalnya secara normal, untuk dapat konsumsi BBM aktual pemakaian sehari-hari.
Normal saja dapat segitu, apalagi kalau secara ECO driving ya!
Sebab saat berkendara dengan ECO mode pada mobil bersistem HVE , sistem komputer akan mengatur akselerasi mobil menjadi lebih lembut, meski mesin konvensional yang bekerja.
Dan tak jarang mesin listrik mengambil alih menggerakkan roda, sehingga pemakaian bahan bakar pada mesin bensin jadi terhenti.
Pada kondisi ECO mode tersebut juga baterai listrik akan melakukan pengisian ulang secara regeneratif.
Namun, ketika pedal gas diinjak lebih agresif, maka mobil akan menunjukkan kekuatan mesinnya , lantaran mesin bensin bekerja full menggerakkan roda.
Nah, yanf paling sadis perolehan konsumsi BBM-nya adalah saat kami turun dari resto Chocolate House di kawasan Bedugul menuju Jimbaran.
Salah satu mobil hybrid Toyota yang mengusung sistem PHEV, yaitu Prius, bahkan sempat menorehkan konsumsi BBM 90-an km/liter.
Maklum, dari Bedugul ke arah Jimbaran kan kebanyakan dihiasi jalan menurun.
Sementara sistem PHEV yang diusung Prius, mesin listrik lah yang dominan menggerakkan roda.
Mesin bensinnya hanya bekerja untuk melakukan pengisian listrik ke baterai saat dibutuhkan.
Jadi, selama turunan dari kawasan Bedugul, mesin bensinnya benar-benar dibikin ‘istirahat’, sehingga tidak ada pemakaian BBM.
Meski begitu, pengisian baterai tetap berlangsung saat terjadi deselerasi, “Pengisian baterai akan lebih cepat lagi bila posisi transmisi dipindah di B,” jelas Rouli Sijabat, PR Manager PT Toyota Astra Motor (TAM).