Ojek Online Penuh Sesak, Masalah Baru Muncul, Pengamat Sebut Kelemahan Pemerintah

Ignatius Ferdian - Sabtu, 9 November 2019 | 14:25 WIB

Ilustrasi ojek online (Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Ojek online bisa dibilang sangat membantu masyarakat.

Saking ramainya, kini ojek online (ojol) sudah merambah dengan cepat ke seluruh pelosok Nusantara.

Di perkotaan, terutama di Jakarta ojek online malah menjadi masalah sosial baru.

Pada satu sisi memberikan kemudahan publik mendapatkan transportasi cepat sampai tujuan.

(Baca Juga: Bos GoJek Bakal Jadi Menteri, Pengojek Online Menolak, Minta Tuntaskan 'Problem' Kesejahteraan)

Namun di lain hal sudah menimbulkan banyak persoalan, seperti parkir di sembarang tempat (termasuk di atas trotoar), menerobos palang pintu perlintasan KA, pegang telpon genggam di atas motor berjalan, beroperasi di atas trotoar, ditegur aparat hukum jika melanggar cenderung melawan dan bertindak kasar.

Menanggapi hal ini, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, hingga sekarang angka pasti jumlah pengemudi ojol hanya Tuhan dan aplikator yang tahu.

"Pemerintah pun tidak tahu berapa jumlah pastinya. Bagaimana pemerintah mau mengatur, membina dan mengawasi, jika jumlah angka pasti saja tidak diketahui hingga sekarang," kata Djoko di Jakarta (9/11).

Djoko mengaku, pemerintah cenderung mendukung karena dianggap dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warganya.

(Baca Juga: SIM Model Baru Meluncur, Mitra Gojek Pertama Memiliki, Kolaborasi Sama Go-Pay?)

"Kelemahan pemerintah dalam menyediakan transportasi umum, kondisi pelayanan transportasi yang buruk, komposisi strata perekomian dan perilaku khas masyarakat Nusantara di manfaatkan menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan dari semua sisi dari segi bisnis," ungkapnya.

"Sehingga itu menjadi hal yang kurang menguntungkan dari sisi pemerintàh dan masyarakat pengguna," tambahnya.