Otomotifnet.com - Honda CBR250R generasi pertama berkode MC41 bestatus CBU di Indonesia.
Ada beberapa penyakit yang mesti diketahui oleh pemilik atau bagi calon pembeli sport fairing 250 cc asal Thailand ini.
"Intinya harus cek kondisi mesin, cari bahan yang memang suaranya halus," kata Arjuna Kiki Gunawan, pemilik Mahendra Motosport (MMS), (8/2/20).
"Karena kalau suaranya kasar sudah pasti jajan," ucap Kiki.
(Baca Juga: CBR250RR Terbaru Ada Celah Masuk Indonesia, Honda: Kalau Dibutuhkan Kenapa Tidak)
Ia melanjutkan, suara kasar bisa timbul dari komponen jeroan mesin yang rusak.
"Karena Honda CBR250R ini dudukan kruk as dia enggak pakai bearing, dia pakainya metal," tuturnya.
"Kalau metal sudah kena (baret) begitu mesin dihidupkan ada suara hentakan seperti besi beradu 'bletak'," jelasnya.
"Motor masih bisa dipakai, tapi suara makin kasar dan getaran mesin jadi enggak wajar," jelasnya.
"Terus top speed juga menurun karena metalnya baret, jadi dia seret," sambungnya.
"Bagian kepala silinder juga sama, dia rocker arm pakai metal juga, kalau oli telat naik atau olinya enggak cocok, ya sudah jadi gampang berisik headnya," sambungnya.
Jadi, menurutnya, kelemahan CBR250R ini beberapa komponennya banyak yang cepat kalah alias rusak.
Selain itu mencari ganti spare partnya tidak mudah.
(Baca Juga: CBR250RR Setang Piston Bengkok dan Piston Retak, Maksa Terjang Banjir, Kena Water Hammer)
"Kalaupun cari spare part copotan harus tahu linknya, biasanya di grup CBR, dan setahu saya cuma ada beberapa orang yang main," ujar pria yang akrab disapa Kang Black ini.
Kelemahan lainnya, Ia menjelaskan, bagian spul mudah gosong, sehingga menyebabkan engine check menyala.
"Kan kalau spul gosong tekanan arus ke kiprok jadi enggak bagus, nah itu biasanya engine cek menyala," imbuh Kang Black.
Ia juga menyarankan, ketika semua kondisi mesin sudah dipastikan aman, periksa bagian filter oli.
Karena menurutnya, sumber permasalahan motor ini ada pada filter oli yang gampang tersumbat, sehingga sirkulasi oli untuk melumasi mesin tidak lancar.
"Pergantiannya sendiri kalau mau bagus, dua kali ganti oli mesin, satu kali ganti filter oli," jelasnya.
"Kira-kira Itu saja sih problem konsumen di lapangan yang sering kami tangani," tutup Kang Black.
Menurutnya, hal itulah yang membuat harga jual CBR250R generasi pertama ini jatuh.
(Baca Juga: CBR250RR Versi Thailand Ada Perbedaan Dari Indonesia, Sein Unik Mirip Kuping)
"Selain spare part susah dicari, juga karena torsi besar pada mesin motor ini membuat komponen jadi ringkih," jelasnya.
Ia menuturkan, untuk mengakali inden yang lama dari bengkel resmi, Ia biasanya mencari spare part jeroan mesin motor ini lewat grup-grup komunitas.
"Itu cari barang harus ke komunitas-komunitas. Kalau mau cari ke bengkel resmi bisa saja, tapi kan inden lama dan harganya fantastis," tutupnya.