Otomotifnet.com - Motor MotoGP mengadopsi sistem kopling kering atau dry clutch.
Disebut kopling kering karena pelat kopling tidak terlumasi atau terendam oli di bak mesin kanan layaknya kopling basah.
Tentunya, ada alasan mengapa kopling kering lebih diaplikasi di motor MotoGP ketimbang mengaplikasi kopling basah.
Oiya, beberapa motor produksi massal Ducati juga ada yang menggunakan kopling kering untuk sistem transmisinya, seperti Ducati Panigale V4 terbaru.
(Baca Juga: Motor MotoGP Pakai Magnesium dan Titanium Sebagai Material, Banyak Kelebihan!)
Dengan tak adanya pelumas, maka hambatan yang disebabkan oli berkurang, artinya lebih sedikit tenaga dari mesin yang terbuang.
Selain itu, oli mesin bisa tetap bersih lebih lama karena bahan dari pelat kopling tidak mencemari!
Tetapi kopling kering juga ada kelemahannya, tanpa minyak yang bertugas sebagai cairan pendingin, sistem kopling bisa menjadi sangat panas sehingga cepat aus.
Dengan tanpa adanya pelumas untuk meredam cengkraman antara pelat kopling terasa berisik serta nuansa kopling bisa lebih kuat daripada kopling basah sehingga sulit untuk memodulasi.
Tetapi meski kopling sangat penting di motor, di motor MotoGP kopling hanya digunakan sekali selama balapan, terutama untuk di awal atau start.
Pembalap MotoGP tidak menggunakan kopling untuk naik-turun gigi, karena motor MotoGP sudah menggunakan quickshifter untuk mengaturnya.
Makanya, seringkali dilihat ketika pembalap melakukan pengereman, jarang sekali ada yang menarik tuas kopling.