Otomotifnet.com – Balap F1 musim kompetisi 2020 ini sudah pasti jumlahnya akan terpotong.
Chase Carey, bos F1 menyebut kalau F1 musim ini kemungkinan hanya ada 15-18 putaran saja.
Dengan terpotongnya jumlah event, tentu pembalap dan tim juga punya tekanan yang berlebih.
“Ya sudah pasti terpotong jumlah event. Berarti dalam setiap event juga tidak boleh tidak finish (did not finish). Semua harus finish dan punya point,” sebut Esteban Ocon, pembalap F1 tim Renault.
Baca Juga: Melengkapi Deretan F1 Batal atau Tunda, Azerbaijan Jadi Peserta
Disebutkan, penting bagi tim untuk punya strategi yang bagus menghadapi event yang semakin singkat ini.
Bukan saja karena mengejar gelar kejuaraan tapi juga untuk mereduksi biaya.
Hal serupa juga diungkapkan Charles Leclerc, pembalap tim Scuderia Ferrari.
“Jelas dengan jumlah yang dipotong, setiap tim dan pembalap mungkin saja beberapa akan mengambil langkah-langkah beresiko,” sebut pembalap F1 berusia 22 tahun tersebut.
Ditambahkan olehnya risiko-risiko tersebut bisa saja terjadi di strategi tim atau di dalam trek, seperti saat menyusul pembalap lain.
Risiko tersebut bisa ada yang sukses dijalankan, namun ada juga yang gagal.
Artinya, pembalap bisa saja tidak finish atau hasil akhirnya buruk.
Dalam keadaan seperti saat ini, setidaknya butuh 8 race untuk menentukan juara dunia.
Baca Juga: Ross Brawn Punya Skenario Supaya F1 Bisa Berjalan, Eropa Dibidik
Dengan kemungkinan tersebut, risiko yang dijalankan bisa lebih serius.
“Saya masih yakin kalau Mercedes dan Hamilton akan tetap menjadi favorit. Dengan 8 event untuk juara dunia, memang akan sulit mengalahkan mereka,” lugas juara F2 di 2017 tersebut.
Menarik menyimak kiprah para pembalap dan tim dalam gelaran 2020 ini.