Otomotifnet.com – Toyota menilai bantuan kepada masyarakat luas yang membutuhkan lebih penting daripada memberi insentif kepada industri di masa sekarang ini.
Hal ini diungkap Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) dalam bincang-bincang virtual dengan jurnalis (29/4/2020).
“Pemerintah harus mensupport masyarakat ekonomi lemah. Dengan berjalannya ekonomi, bisnis bisa berjalan. Logistik juga membutuhkan mobil,” ujar Anton, menjawab pertanyaan jurnalis.
“Jadi tidak perlu insentif kepada industri. Tapi fokus mensupport fundamental ekonomi, itu penting,” lanjutnya.
Baca Juga: Toyota Bagikan 1.000 Alat Pelindung Diri (APD), Untuk Tenaga Medis Hadapi COVID-19
Bukan berarti support pemerintah ke industri enggak penting namun pemerintah dinilai perlu memberi support sesuai kondisi yang dihadapi.
“Di era PSBB industri masih diperbolehkan berjalan, kita terima kasih. Kami jalankan dengan protokol kesehatan”
“Dengan dukungan pemerintah, kami beradaptasi. Kita enggak tahu kapan covid ini selesai. Pemerintah lebih baik mensupport kita sesuai kondisi saat itu,” papar Anton.
Dalam kesempatan sama, Anton juga mengungkapkan banyak langkah Toyota dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Seperti koordinasi dengan dealer untuk memperkuat sektor digital.
Namun secara korporat, TAM sudah berkoordinasi di internal untuk melewati masa berat ini.
“Bagaimana bisa recover lagi seperti masa normal. Sekarang yang dijaga adalah financial cash flow”
“Uang yang berputar di dunia otomotif triliunan. Kita diskusi sama pabrik-pabrik dan dealer agar tidak oversupply”
Baca Juga: Toyota Pantau Bulan April 2020, Ada Rencana Turunkan Target Penjualan
“Managing stok dan cash flow sangat penting di era ini,” ujarnya.
Menurutnya, TAM belajar dari Toyota di negara lain dengan melakukan sharing secara global.
“Jadi tidak hanya bicara 1-2 bulan ini. Kalau ini recover harus lakukan apa. Satu sisi kita bertahan di bulan menurun, sekaligus menyiapkan eranya recovery,” papar Anton.
Menurutnya, TAM sudah tahu terjadi sinyal penurunan ini sejak akhir Maret sehingga pihaknya meminta pabrik untuk memotong jumlah produksi.
“Kita tetap memanaje produksi supaya tidak mengalir ke dealer”
“Kalau nanti lihat wholesale TAM kecil banget di April, angka itu satu hal yang sesuai ekspektasi karena sesuai dengan suplainya,” pungkas Anton