Fernando Alonso Juara Dunia F1 Bersama Renault, Sudut Mesin Kecil, Posisi Beda, Mampu Kalahkan Ferrari

Toncil - Kamis, 28 Mei 2020 | 20:00 WIB

Renault R25 pernah menjadi juara dunia konstruktor dan mengantar Fernando Alonso jadi juara dunia (Toncil - )

Tim yang dipimpin oleh Rob White dan Project Management oleh Axel Plasse tersebut berhasil menciptakan mesin yang kompetitif.

Mesin tersebut punya centre of gravity yang lebih rendah, lebih kaku dan bobot lebih ringan. Punya tenaga 800 bhp di putaran mesin 19.000.

Jika dibandingkan mesin punya Mercedes, memang lebih rendah sedikit. Tapi racikan mesin tersebut membuat kapasitas tangki bisa lebih kecil. Jika McLaren membopong 106 kilogram, punya Renault hanya 98 kilogram.

“Secara angka memang hanya 8 kilogram, tapi bagi kami di F1 itu punya efek besar,” sebut Rob White.

Baca Juga: Mercedes Tidak Disarankan Mengontrak Sebastian Vettel, Ada Apa Nih?

Selain itu, penempatan mesin juga berbeda. Kebanyakan tim F1 saat itu menempatkan mesin sedekat mungkin ke kabin, tapi Renault justru sejauh mungkin, justru mendekati sumbu roda belakang.

Hal ini juga berlaku untuk penempatan gearbox. Casing yang menggunakan bahan titanium tersebut juga dibikin lebih berat.

Sehingga perpaduan antara mesin dan gearbox yang agak ke belakang membuat traksi bagian belakang sangat baik.

Saat 2005, kebanyakan tim ingin mencapai pembagian bobot depan belakang sebesar 47:53, namun Renault memilih 42:58.

Penampatan seperti ini yang membuat tim desain dan sasis juga bekerja ekstra keras.

F1.com
Renault R25 penutup mesinnya punya banyak sirip

“Kami harus merancang bagian belakang lebih kaku dengan perpaduan seperti itu. Untuk meraih dan mengejar tingkat kestabilan yang tinggi,” sebut Bob Bell, Pemimpin Tim Sasis.

Sementara itu, desain penutup mesin dan gearbox juga punya sirip-sirip yang banyak. Maksudnya untuk membuang hawa panas secepat mungkin