Royal Alloy Digas di Atas Dyno, Tenaga & Grafiknya Ngalahin NMAX!

Antonius Yuliyanto - Minggu, 21 Juni 2020 | 14:00 WIB

Royal Alloy GP200S dites dyno di Sportisi Motorsport (Antonius Yuliyanto - )

Otomotifnet.com - Bicara tampilan, Royal Alloy GP200S terlihat klasik dan sekilas mirip Lambretta.

Namun bagi penggemar kecepatan, tentu bukan desainnya yang bikin kepincut, justru spek mesinnya!

Royal Alloy GP200S pakai mesin dengan spesifikasi di atas skutik kebanyakan, speknya satu silinder 4 langkah, DOHC 4 katup berpendingin cairan.

Kebanyakan skutik yang beredar di Indonesia SOHC 2 katup, jika pun 4 katup juga SOHC seperti Yamaha NMAX atau Aerox.

Baca Juga: Royal Alloy GP200S, Tampang Klasik tapi Tenaga Melebihi Yamaha R15

Apalagi kapasitas mesin Royal Alloy mencapai 181 cc dari bore x stroke 63 x 58 mm.

Klaim tenaga maksimal tak tanggung-tanggung 19,4 dk di 9.500 rpm atau lebih besar dari Yamaah R15, sedang torsi maksimal 16,0 Nm di 7.000 rpm.

Lalu berapa sih tenaga maksimalnya di roda alias on wheel?

Karena penasaran, langsung saja unit tes dari PT Utomo International, sebagai APM Royal Alloy, digiring ke Sportisi Motorsport yang ada di Rawamangun, Jakarta Timur.

Setelah naik ke mesin dyno, diikat kuat dan sensor putaran mesin dipasang di kabel busi, maka dilakukan running hingga diperoleh hasil maksimal.

Dalam prosesnya, ternyata cukup 5 kali running sudah diperoleh data maksimal, dan dari tiap running tenaga dan torsi yang ditorehkan konstan hanya beda tipis.

Aant/otomotifnet.com
Hasil tes dyno Royal Alloy GP200S di Sportisi Motorsport

Hasil terbaiknya ternyata tenaga maksimal Royal Alloy GP200S di roda adalah sebesar 13,7 dk di 8.020 rpm dengan torsi 12,44 Nm di 7.700 rpm.

Angka segitu terbilang besar. Sebagai perbandingan, Yamaha NMAX di dyno yang sama hanya sekitar 12 dk. Wajar karena kapasitas mesinnya juga lebih besar Royal Alloy.

Yang juga menarik dari hasil dyno, adalah grafik dan putaran maksimalnya.

Karakter tenaganya terbaca jika dari bawah naik secara linear, hanya sedikit tersendat di kisaran 6.800 rpm, kemudian naik terus hingga peak power di 8.020 rpm, setelah itu ada penurunan namun hanya sedikit sampai limiter di 9.500 rpm kurang sedikit.

Grafik demikian tentu khas mesin overbore yang kuat di putaran tengah ke atas.

"Grafiknya bagus, pantas atasnya nyeruntul ngisi terus," kesan Imam, kepala mekanik Sportisi Motorsport yang membantu menguji di atas dyno dan juga mencobanya di jalan.