Otomotifnet.com - Penjualan mobil baru di Indonesia sejak awal 2020 sudah terasa lesu hingga puncaknya di Mei kemarin.
Hal ini tak lepas dari badai Covid-19 yang melanda Indonesia hingga membuat daya beli masyarakat menurun.
Data dari GAIKINDO periode Mei 2020 kemarin, penjualan retail mobil secara nasional hanya tercatat 17.083 unit.
Artinya ada penurunan sebesar 82 persen dibanding periode sama pada 2019 lalu yang membukukan angka 93.881 unit.
Baca Juga: Toyota, Daihatsu, Suzuki, Honda dan Mitsubishi Terima Rapor Merah Per Mei 2020
Tak bedanya dengan mobil baru, pasar mobil bekas juga ikut terimbas.
"Selama masa PSBB hingga PSBB transisi ini baik pasar mobil baru maupun bekas ikut terkena dampaknya berupa penurunan angka penjualannya," buka Hendrik Wiradjaja, Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI), (25/6/20).
PT HMI memiliki divisi mobil bekas Hyundai bernama AutoSafe yang sudah beroperasi sejak 2005.
AutoSafe Used Car Center per Juni 2020 memiliki 4 cabang di Simprug (Jakarta Selatan), Kalimalang (Jakarta Timur), Cibubur (Bekasi) dan Bali.
Hal senada juga disampaikan pihak Toyota yang juga memiliki pengelolaan mobil bekas bernama Toyota Trust.
"Di kondisi yang cukup challenging seperti sekarang ini, secara umum kondisi pasar mobkas di periode April dan Mei mengalami penurunan sekitar 40-50%," kata Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), (23/6/20).
"Jauh berbeda dibandingkan pencapaian di Q1 dimana situasi yang disebabkan oleh COVID-19 belum meluas seperti sekarang ini," jelas
Saat ini sudah ada 6 cabang Toyota Trust yang berlokasi di Jakarta, Pekanbaru, Semarang, Makassar, Medan dan Banjarmasin.
Baca Juga: Toyota Sebut, Penjualan Juni 2020 Mulai Merangkak, Angka Parah Mei Kemarin
Bagaimana prediksi pasar mobil bekas di Indonesia pada 6 bulan ke depan atau sampai akhir tahun 2020?
"Prediksi kami penjualan used car akan pulih secara bertahap. Karena masyarakat sedang beradaptasi dengan kondisi new normal dimana penerapan (menyusun) skala prioritas menjadi yang utama," jelasnya.
"Mudah-mudahan bertahap seiring berjalannya kondisi new normal atau transisi maka penjualan akan kembali pulih seperti sediakala," terang Hendrik.
Akan pulihnya pasar mobkas juga diyakini oleh pihak Toyota.
"Satu hal yang menarik di kondisi new normal seperti saat ini, ada sebagian segmen yang merasa lebih nyaman untuk mengendarai private car," bebernya.
"Sehingga mobkas dapat menjadi salah satu solusi yang cermat untuk mengakomodir kebutuhan tersebut," ungkap Anton.
Apalagi di periode New Normal ini, demand customers mulai beranjak naik jika dibandingkan dengan masa PSBB transisi lalu.
Salah satunya disebabkan masyarakat sudah mulai kembali beraktivitas walaupun tetap dengan limitasi protokol kesehatan dan keselamatan.
"Hal ini menyebabkan harga mobkas juga berangsur-angsur beranjak normal dan tren menunjukan customers mulai menjual mobkasnya atau menukarkan mobil lamanya dengan mobil yang baru," tutup Anton.