"Untungnya, lima menit sebelum kejadian itu, saya mengantarkan anak saya membayar SPP (kelas 3 SD), yang ada di seberang jalan atau depan warung saya. Kalau tidak, ya saya nggak bisa membayangkan apa yang terjadi. Sebab, tiga jam sebelum kejadian itu, warung saya sudah buka," ujar Aisyah ditemui di warungnya, saat sedang membersihkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Menurut Agung, kejadian itu bermula dari dirinya hendak pergi ke Kecamatan Sukun, Kota Malang, untuk mengambil sarang burung walet.
Agung sendiri adalah pengusaha budi daya burung walet di rumahnya. Ia berangkat dari rumahnya pukul 11.00 WIB, dan berdua dengan istrinya.
Sesampai di TKP atau tepatnya di depan kantor Balai Desa Pasirharjo, Agung yang melaju dari arah barat (Kota Blitar), merasa tak ada yang mendahului atau berpapasan dengan kendaraan lainnya.
Baca Juga: Avanza dan Xenia Hancur Bersamaan, Adu Wajah di Jalan Licin, Tak Sadar Oleng ke Kanan
Itu jalannya lurus dan tak ada perempatan atau pertigaan di depannya.
"Cuma, entah mengapa saya kok merasa seperti ada orang yang mendadak menyebrang di depan saya. Akibatnya, saya panik dan langsung saya banting ke kiri dengan maksud untuk menghindari si penyebrang tadi. Ternyata, tak ada orang menyebrang," ungkapnya.
Begitu dibanting ke kiri, Agung baru tersadar kalau mobilnya sudah berada di dalam warung, yang menjual es degan dan gorengan itu.
Bahkan, mobilnya baru terhenti setelah ban depannya menjebur sawah, yang ada di belakang warung itu.
Baca Juga: Daihatsu Xenia dan Truk Tronton Berebut Jalan, Cekcok, Pengemudi Turun Baku Hantam