Ban ‘Termakan’ Tidak Rata, Ini Penyebabnya & Cara Pencegahannya!

Andhika Arthawijaya - Rabu, 5 Agustus 2020 | 23:25 WIB

Ban termakan tidak rata pada sisi luar (Andhika Arthawijaya - )

TEKANAN ANGIN BAN

"Dari semua faktor tersebut, tekanan angin ban jadi faktor utama kalau ingin ban awet," ujar Bowo, sapaan akrabnya.

Kenapa? "Kalau tekanan angin ban tidak pas, ban akan cepat rusak. Setidaknya seminggu sekali harus rutin cek tekanan angin ban agar pas dan sesuai," tuturnya.

Untuk tekanan angin ban, apakah harus mengikuti pabrikan atau boleh melewati angka itu?

"Tekanan angin ban bisa dinaikkan maksimum 2 psi dari tekanan angin minimum, bisa dilihat dari stiker yang ada di bodi mobil.”

“Misalnya Toyota Avanza, ban depan minimum 31 psi dan maksimun 33 psi, itu angka toleransinya," ujar pria ramah ini.

Baca Juga: Mobil Jarang Dipakai, Tekanan Angin Ban Berkurang, Ini Penyebabnya

Dok. OTOMOTIF
Pastikan tekanan angin sesuai dengan anjuran pabrik.

BALANCING & SPOORING

Item servis ini juga wajib diperhatikan. Spooring bertujuan untuk menyetel toe in dan toe out, chamber dan caster, agar ban habisnya lebih rata, tidak makan dalam atau makan luar.

Sedangkan balancing bertujuan untuk menyeimbangkan titik berat ban dan pelek untuk mengurangi getaran ketika mobil berjalan.

"Misalnya kita menyetir di kecepatan 60 km/jam dan setir terasa bergetar, itu artinya ban harus dibalancing.”

“Sedangkan spooring diperlukan jika kita merasa setir mobil seperti 'narik' ke 1 sisi," jelas Bowo.

Kyn/Dok. OTOMOTIF
Rutin lakukan balancing dan spooring agar ban tidak 'makan' sebelah

Jika mobil sering dipakai, disarankan setidaknya 2 kali dalam setahun untuk melakukan balancing dan spooring ini.

"Tapi kalau sering lewat jalan yang kurang bagus, lakukan saja tiap 3 bulan," imbuhnya.