Dengan menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan, semua orang bisa merasakan kualitas udara yang lebih bersih.
"Kami merasa mengontrol kualitas lingkungan hidup khususnya penanganan polusi udara itu bentuk tanggung jawab kita semua, terutama para pengguna kendaraan bermotor kepada saudara-saudara kita yang berhak untuk menghirup udara yang lebih bersih," kata politikus PAN tersebut.
Oleh karena itu, ia meminta Pertamina memberlakukan masa transisi dan sosialisasi yang memadai, terkait peralihan Premium dan Pertalite ke BBM yang lebih ramah lingkungan agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Jadi tanpa ada riak dan gejolak yang tinggi. Kami yakin masyarakat Indonesia pun peduli pada kualitas lingkungan hidup, sehingga berani membayar BBM dengan harga yang di atas Premium dan Pertalite sepanjang dikomunikasikan dengan baik," pungkasnya.
Baca Juga: Gandeng Kemendagri, Ribuan Pertashop Akan Dibangun Pertamina di Pelosok Desa
Tapi rencana ini perlu ditinjau kembali karena porsi konsumsi dua jenis BBM tersebut paling besar di antara enam jenis BBM yang dijual perusahaan.
Pada 22 Agustus 2020, penjualan Premium mencapai 24 ribu kiloliter (KL) dan Pertalite 51,5 ribu KL.
Sedangkan untuk penjualan BBM dengan RON di atas 91, yaitu Pertamax (92) hanya sebesar 10 ribu KL dan Pertamax Turbo (98) hanya 700 KL.
"Maka, ini perlu dikaji lagi dampaknya bagaimana. Kami juga dorong supaya konsumsi orang yang mampu beralih ke BBM yang ramah lingkungan," ujar Nicke.
Baca Juga: Pertalite Dan Premium Siap Ditiadakan, Pertamina Beberkan Alasannya