DETEKSI KOMPRESI & REBOUND
Contohnya bila shock dipompa menggunakan berat badan kita, pasti rebound dan kompresinya akan berfungsi normal.
Tapi begitu dipompa pada kecepatan tinggi dengan interval yang sangat berdekatan, di sini akan terdeteksi fungsi shock secara keseluruhan.
Kadang baik kompresi atau rebound shock akan cenderung melemah saat dipompa dengan cepat.
“Saat shock mendapat tekanan yang semakin kuat dan cepat, Baru akan ketahuan valving shock, baik compress atau kompresi maupun rebound, bermasalah atau tidak.”
“Valving shock ini bisa terdeteksi kalau menggunakan alat dyno shockbreaker,” jelas Jejen yang juga dari ZAD.
Baca Juga: Bantingan Suspensi Terasa Keras, Efek Shockbreaker Atau Ban?
Sama seperti mesin mobil saat sedang dyno test, hasil tenaga dan torsi mesin akan terdeteksi pada setiap putaran mesin hingga puncaknya.
Begitu juga dengan alat dyno shock, hasil data kekuatan valving shock (kompresi dan rebound), akan terdeteksi pada setiap percepatan dan hasil kekuatannya.
“Dengan alat dyno shock merek Roehrig ini, kita bisa mendapatkan hasil velocity oli di dalam shock saat kompresi maupun rebound,” terang Jejen.
Tak hanya itu, juga seberapa optimal kekuatan atau force yang bisa diterima shock baik compress maupun rebound.
“Data shockbreaker yang normal akan menunjukan saat velocity meningkat, angka forced baik kompresi dan rebound, akan meningkat dengan kelipatan yang sama,” tambah pria yang berkutat langsung dengan mesin dyno shock.