Otomotifnet.com - Kondisi transmisi matik yang prima pada mobil sangat dibutuhkan untuk menyalurkan tenaga ke mesin secara efisien.
Oleh karena itu transmisi matik konvensional atau Continuously Variable Transmission (CVT) menggunakan oli sebagai pelumasan, tekanan solenoid body valve, dan pendingin.
Ngomongin soal pendingin, transmisi matik di mobil juga bisa mengalami overheat atau panas berlebih.
"Transmisi matik itu memang benar bisa mengalami overheat," buka Supriyanto, pemilik bengkel spesialis perbaikan transmisi Rizky Automatic (4/12).
Baca Juga: Toyota NAV1 Diboyong, Perawatan Transmisi Tergolong Simpel, Ini Kata Bengkel Spesialis
"Sebelum transmisi matik overheat sebenarnya ada ciri-ciri yang bisa dideteksi pengemudi, yaitu terjadi slip," tambah Ucup, sapaan akrap Supriyanto.
Slip pada transmisi matik akan mengakibatkan putaran mesin meninggi tapi tidak diiringi dengan peningkatan kecepatan.
Jadi keluaran tenaga mesin tidak tersalur secara baik.
Selain itu, ciri-ciri transmisi matik overheat akan terlihat dari indikator multi display indicator (MID) yang hidup.
Baca Juga: KIA Sonet Terpaksa Parkir Paralel, Geser Tuas Transmisi Dari P ke N Mesti Bongkar Cover
"Lampu indikator akibat malfungsi sistem transmisi matik akan menyala ketika transmisi mengalami overheat," sebutnya lagi.
"Kalau lampu peringatan transmisi ini sudah menyala maka lebih baik mobil didiamkan beberapa saat agar mesin kembali agak adem," jelasnya.
Demikian ciri-ciri transmisi matik mengalami overheat yang bisa dideteksi oleh pengemudi.