MotoGP 2020 Gagal Dimanfaatkan Dengan Baik, Ducati Sebut Karena Pembalap Tak Konsisten

Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - Sabtu, 26 Desember 2020 | 19:45 WIB

Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci berpisah dengan Tim Ducati di MotoGP Portugal 2020 (Rezki Alif Pambudi,Ignatius Ferdian - )

Otomotifnet.com - Ducati bisa dibilang gagal memanfaatkan keadaan untuk meraih gelar juara dengan absennya Marc Marquez di MotoGP 2020.

Tapi sebenarnya Ducati tidak gagal 100% karena berhasil membawa pulang gelar konstruktor.

Namun di MotoGP gelar konstruktor tidak cukup bergengsi seperti di F1, gelar juara pembalaplah yang lebih berharga atau lebih terpandang.

Makanya itu Ducati masih sangat tidak puas meski sudah meraih gelar konstruktor.

Baca Juga: Kevin Schwantz Ikut Komentar Kondisi Marc Marquez, Sebut Proses Yang Tak Mudah

Sporting Director Ducati, Paolo Ciabatti, menilai ketidakmampuan pembalap jadi alasan utama kegagalan di 2020.

"Sayang sekali, kami melewatkan kesempatan pertama yang sangat berharga," kata Ciabatti dilansir dari Paddock-GP.com.

Menurut Ciabatti, motor Ducati sudah sangat kompetitif hampir di tiap balapan.

Jadi pertarungan di kelompok depan hampir selalu melibatkan pembalap Ducati.

Baca Juga: Franco Morbidelli Kasihan, Enggak Dikasi Motor Spek Pabrikan di MotoGP 2021

Buktinya, gelar konstruktor bisa diraih di MotoGP 2020 ini.

Sayangnya, pembalap Ducati seolah sudah berbagi kuota kompetitif di tiap balapan.

"Motor Ducati sangat kompetitif, pada dasarnya, kami bertarung untuk podium di semua Grand Prix, kecuali di Aragon dan Valencia saja," sambungnya.

"Tapi sayangnya kesuksesan ini terbagi dalam 5 pembalap berbeda. Artinya kami tidak konsisten untuk 1 pembalap saja," tegas Ciabatti.

Baca Juga: Jorge Lorenzo Didepak Dan Diganti Cal Crutchlow, Bos Yamaha Sebut Ada Yang Tidak Rela

Jadi kunci kegagalannya adalah tidak adanya pembalap yang cukup konsisten di tiap balapan.

Andrea Dovizioso yang biasanya jadi andalan juga tak bisa konsisten dalam tiap balapan.

"Jadi terbukti bahwa GP20 sangat kompetitif. Tapi karena beberapa sebab kami tak bisa tampil di atas dengan hanya 1 pembalap. Tahun ini konsistensi lebih penting dari appaun," sambungnya.

"Padahal konsistensinya hanya dibutuhkan dalam 14 balapan saja dan itu cukup pendek. Joan Mir bisa membuat poin lebih banyak dan dia jarang bertarung untuk posisi pertama. Dia bisa mengatur dirinya agar tetap di top 5, bahkan meski start dari belakang," jelas Cabatti.

Selain itu, masalah teknis juga jadi kendala dimana beberapa pembalapnya harus keluar balapan saat berada di baris depan.