Otomotifnet.com - Pasar persaingan SUV dengan dimensi kompak dan mungil di Indonesia makin ramai dengan datangnya Nissan Magnite.
Selain punya desain yang sporty, harga Nissan Magnite dinilai cukup terjangkau untuk ukuran SUV yaitu mulai Rp 208,8 juta OTR Jakarta.
Sebelumnya, kehadiran KIA Sonet yang dibanderol mulai Rp 193 juta OTR Jakarta, juga cukup menggemparkan dan jadi SUV mungil dengan harga yang terbilang ekonomis.
Melihat fenomena ini, apakah pasar MPV dengan harga mirip SUV mungil bisa tergerus, bahkan terjadi pergantian tren?
Baca Juga: MG HS Jadi Kuda Hitam, Sabet Gelar Medium SUV Terbaik Versi GridOto Award 2020
"Dengan harga yang mirip-mirip Toyota Avanza, SUV mungil yang harganya Rp 200 jutaan ini selain bisa jadi tren di tahun depan juga bisa saja memakan pasar MPV di harga tersebut," buka Bebin Djuana, Pengamat Otomotif saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, SUV mungil bisa sukses jika mencontoh cara MPV yang begitu diterima di masyarakat pada puluhan tahun lalu.
"Tahun 1970-an itu MPV mulai dilirik karena menawarkan kepraktisan, kapasitas dan didukung oleh regulasi prioritas pajaknya. Padahal waktu itu sedan sedang booming, tapi sedan dianggap kurang praktis dan tergolong barang mewah," ucap Bebin.
Ia berujar, larisnya MPV tak selalu diikuti dengan faktor kebutuhan para penggunanya.
Baca Juga: Mitsubishi Hadirkan Mobil Baru, Adventure in Black, SUV atau MPV?
"Karena praktis dan ada prioritas perpajakan, masyarakat sampai saat ini jadi lebih baik beli MPV dibanding jenis mobil lain. Padahal belum tentu semua masyarakat yang beli MPV benar-benar butuh, bisa saja pilih MPV karena harga terjangkau dan ada prioritas pajaknya," ungkap Bebin.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika SUV mungil juga berpotensi mendapat prioritas pajak layaknya MPV.
"Saya sudah dengar dari Gaikindo, bahwa diharapkan tahun depan ada aturan yang tidak lagi menganakemaskan MPV. Dengan ini, mungkin saja nanti SUV mungil bisa laris layaknya MPV," sebut Bebin.
Selain itu, faktor performa juga jadi pertimbangan besar mengapa SUV jadi jenis kendaraan yang menarik.
"Ketika aturan perpajakan jenis kendaraan sama rata, dan publik merasa SUV lebih andal dengan konstruksinya yang lebih tangguh ketimbang MPV, bisa saja pasar MPV tergerus hingga terjadi pergeseran tren pasar dari MPV ke SUV. Apalagi beberapa SUV juga ada yang kapasitasnya tujuh penumpang," tutupnya.