KIA Sportage Gen 3 Pantang Asal Tenggak BBM, Sesekali Pertalite Sih Boleh

Irsyaad Wijaya,Naufal Shafly - Selasa, 16 Maret 2021 | 13:00 WIB

KIA Sportage (Irsyaad Wijaya,Naufal Shafly - )

Otomotifnet.com - KIA Sportage Gen 3 pantang asal tenggak BBM meski sesekali mengisi Pertalite tak masalah.

Namun jangan keterusan jika tak ingin ada masalah pada mesin.

Boy Hendri, pemilik bengkel Garasi 30 spesialis KIA dan Hyundai, mengatakan KIA Sportage disarankan untuk diberi minum BBM berjenis Pertamax (RON 92).

Namun pemilik juga sewaktu-waktu bisa mengisi Pertalite (RON 90).

"Minimal banget Pertalite, tapi kalau bisa ya pakai Pertamax. Kalau dari pabrikan sih biasanya rekomendasinya Pertamax," terangnya, (6/3/21).

Baca Juga: Beli KIA Sportage Seken Wajib Sabar, Spare Part Ini Carinya Susah, Inden Sampai 4 Bulan

"Karena pada intinya hampir semua mobil Korea, itu kompresi mesinnya tinggi," ucap Boy.

Terkait masalah penggunaan BBM yang tidak sesuai rekomendasi, tim redaksi beberapa waktu lalu pernah berbincang dengan Tri Yuswidjajanto, ahli mesin bakar dan konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dok. Garasi 30
KIA Sportage Gen 3 tengah servis di bengkel Garasi 30

Menurutnya, jika BBM yang digunakan nilai oktannya lebih kecil ketimbang rekomendasi pabrikan, salah satu efeknya adalah mesin menjadi 'ngelitik' atau knocking.

Hal ini dikarenakan bensin menjadi terbakar lebih cepat sebelum waktunya, sehingga proses pembakaran di ruang bakar tidak sempurna.

Efeknya mesin akan menjadi lebih panas, serta bisa merusak piston dan klepnya serta membuat ruang bakar menjadi terkikis.

Kotoran yang sudah menjadi kerak, sedikit terbaret ke bagian piston ataupun bagian silindernya yang otomatis membuat mesin jadi ngebul.

Begitu ngebul, tenaga yang dihasilkan dari mesin kendaraan menjadi berkurang alias loyo.

"Selain membuatnya jadi boros, penggunaan BBM dengan RON terlalu rendah juga membuat emisi gas buang menjadi tinggi," ucap Tri Yuswidjajanto beberapa waktu lalu.

"Akibatnya, menghasilkan polusi udara yang lebih banyak dan tentunya merugikan masyarakat banyak," sambungnya.