Mobil Bermesin Turbo Bensin Hindari Pakai bensin RON 90, Ini Alasannya

Andhika Arthawijaya - Rabu, 24 Maret 2021 | 21:40 WIB

Mesin bensin dengan doping turbo, hindari pakai bensin RON rendah (Andhika Arthawijaya - )

Otomotifnet.com - Pada dasarnya, mesin turbo memang dirancang memiliki kompresi lebih rendah dibandingkan tanpa turbo.

Contoh di Honda Civic Hatcback Turbo, rasio kompresinya cuma tercatat 10,5:1, lalu Wuling Almaz hanya terukur 9,5 : 1.

Meski lebih rendah dari mesin Naturally Aspirated (N/A) alias tanpa doping teknologi force induction macam turbo atau supercharger, namun mobil turbo bensin haram ‘minum’ bahan bakar oktan rendah.

“Karena mesin turbo akan mengalami peningkatan kompresi saat mendapat semburan udara dari turbo. Pressure udara dari perangkat turbo ke ruang bakar, otomatis meningkat cukup jauh,” jelas Ovi Sarjan yang merupakan tuner engine handal di KS Nusa Motorsport.

Baca Juga: Perawatan Mesin Turbo, Perhatikan Ini Agar Terbebas Dari Masalah!

Andhika/OTOMOTIF
Mesin Wuling Almaz 1.5 Turbo

Ovi kembli merangkan, misalkan sebelumnya rasio kompresinya 8,5:1, “Saat dapat boost (udara yang didorong ke ruang bakar) dari turbo sekitar 1 bar, kompresinya bisa melonjak jadi sekitar 12:1,” tambahnya.

Danang Wiratmoko, selaku Product Planning Wuling Motors Indonesia ikut menjelaskan, “Pada mesin N/A, kompresi yang dihasilkan hanya dari rasio kompresi piston. Kompresinya akan stabil seterusnya di angka tersebut.”

Sedangkan mesin dengan asupan turbo, lanjut Danang, dapat boost pressure yang disemburkan turbo.

“Efeknya akan membuat total tekanan atau kompresi di ruang bakar lebih tinggi dari mesin N/A,” ujarnya.

Di sini bisa digambarkan, walau kompresi yang tertera di spesifikasi lebih rendah, mesin dengan asupan turbo akan memiliki total kompresi lebih tinggi dari mesin N/A.

“Makanya sangat tidak disarankan mesin turbo pakai bahan bakar dengan RON rendah, karena otomatis mesin akan mengalami detonasi (ngelitik) saat akselerasi, atau ketika mendapat boost turbo. Soalnya kompresi pasti meningkat dari kondisi normal,” ucap Edi Haryadi, GM After & Sales Honda Megatama Group.

RON atau kepanjangan dari Research Octane Number, merupakan angka untuk mengukur seberapa besar bahan bakar menerima tekanan.

Semakin tinggi angka oktannya, maka akan semakin sulit bahan bakar itu terbakar.

Baca Juga: Twin Turbo dan Twin Scroll Turbo Serupa Tapi Tak Sama, Bedanya Sebelah Sini

“Dengan kompresi tinggi, bahan bakar akan mudah terbakar, itu lah kenapa terjadi detonasi atau knocking (ngelitik) pada mesin,” tukas Ovi.

Tekanan tinggi pada mesin kata Ovi akan menghasilkan panas, sehingga membuat bahan bakar terbakar sebelum busi memercik.

“Itu kenapa mesin turbo tidak boleh menggunakan bahan bakar dengan RON rendah. Efek dari detonasi tersebut akan merusak material mesin,” ucap Ovi.

Nah, buat yang sudah pada pakai mesin mobil pakai turbo, sebaiknya jangan lagi deh beli bahan bakar dengan RON 90.

“Untuk mesin turbo pada Wuling, bahan bakar yang direkomendasi paling minimum adalah RON 92. Di bawah itu pembakaran pasti tidak akan sempurna,” tutup Danang.