Otomotifnet.com – Top speed mobil bertransmisi manual Anda belakangan ini kemampuan akselerasinya mulai menurun dari biasanya?
Misalnya yang tadinya bisa berlari di atas 140 km/jam tapi kini hanya mentok 100 km/jam, dibarengi putaran mesin meraung di kitiran atas?
Nah, kendala ini sempat ditanyakan oleh salah satu pengguna mobil bertransmisi manual pada bengkel Masmun Sukses Motor (MSM) yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah.
Ia menuturkan bahwa di rpm tinggi mobilnya seperti mengalami loss power dan tenaga terasa ngempos.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF : Cara Atasi Injakan Kopling Avanza Keras
Oiya, si penanya juga menuturkan kalau mobilnya sudah ganti velg dan ban lebar ukuran 205.
“Rpm 3.000 hanya mampu berlari 90 km/jam, kira-kira kenapa ya,” tanyanya pada pihak MSM.
Menanggapi hal tersebut, Sumarno, punggawa MSM coba kasih penjelasan kemungkin yang jadi penyebabnya.
“Untuk kendala power drop pada rpm tinggi, apabila mekanikal engine normal, umumnya bisa disebabkan 2 faktor,” jawab pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini.
Pertama, lanjutnya, bisa disebabkan oleh kinerja fuel pump lemah, sehingga tidak bekerja optimal di putaran tinggi.
Kemungkinan selanjutnya, ada masalah pada power train atau pemindah daya (transmisi, red).
“Suspect utama adalah kondisi kampas kopling, karena pada mobil yang sama dengan ukuran ban yang sama pula, di rpm 3.000 memiliki kecepatan 110 km/jam,” papar Sumarno.
Ia pun kemudian menyimpulkan bahwa kendala yang terjadi mengerucut pada sistem pemindah daya (clutch system).
Baca Juga: Transmisi Matik Enggak Mau Dikasar, Imbasnya Kampas Kopling Cepat Aus
Bahasa sederhananya yaitu kampas kopling dan mungkin juga dekrupnya mulai aus.
“Ciri-cirinya, di high speed saat digas rpm naik, tapi speed tidak bertambah,” terang pria yang bisa diajak konsultasi di nomor 0817-0402-234.
Solusinya, ya mau tak mau kampas kopling dan mungkin juga dekrupnya diganti baru.
“Dan perlu diperhatikan para pengguna mobil bertransmisi manual, sebaiknya setelan kopling jangan diposisikan terlalu tinggi,”
“Karena kampas kopling akan berisiko cepat aus. Harus ada free play (jarak bebas),” wantinya.