“Nah seperti itu masa keemasan audio mobil, zaman itu satu mobil bisa jualan power amplifier 4 sampai 5 unit. Waktu itu sudah biasa melihat satu bagasi Mercy didekor buat audio doang,” kenang Bari.
Makin kesini, mobil-mobil anyar mulai dibekali head unit yang terintegrasi dengan dasbor serta beberapa fitur lainnya. Sontak pesanan modifikasi car audio melorot.
Makin Cuan Lewat Modifikasi Interior
Baca Juga: Baze Kesulitan Bikin Motorhome Dari Gran Max, Luxio atau Luxio, Ini Sebabnya
Di 2012, Bari benar-benar banting setir dari bisnis car audio ke bisnis modifikasi interior. Dengan mendirikan workshop Baze Luxury Bus.
“Akhirnya saya menemukan jalan di dunia bus, nah ini lebih kena dengan pakem saya,”
“Karena orang di dunia bus lebih mencari modifikasi, luxury, keren, tapi nomor satu harus fungsional. Jadi bukan cuma asal keren-kerenan, dahsyat-dahsyatan, dan ekstrem-ekstreman,” imbuh pria yang juga dikenal pernah menjabat sebagai Presiden IASCA Indonesia ini.
Masih menurutnya, konsep modifikasi yang diusungnya mengedepankan modifikasi yang smart, fungsional, nyaman, dan aman.
Sebetulnya kepiawaian Bari menyulap kabin kendaraan layaknya private room, diawali 2006 atas permintaan seorang pemilik bus Mercedes-Benz.
Proyek perdana ini mampu mengubah nuansa kabin besar sebuah bus yang terkesan monoton itu, menjadi beberapa ruangan yang terintegrasi secara natural, mirip di dalam rumah atau bangunan.