“Kami, saya dan pak Bies (pemilik bengkel Biies Injection Jogja, red) lebih memilih upgrade kaki-kaki dan develop bagian CVT,”
“Karena kita merasa kalau mesin masih sangat cukup untuk saat ini. Nanti kalau sudah terlalu jauh tertinggal, mungkin ke mesin,” sebut salah satu cucu dari Sri Sultan Hamengkubowono X tersebut.
Baca Juga: Regenerasi Balap, Yoyok Ajak Putri Belianya Jadi Navigator Sprint Reli
Meski untuk urusan itu juga tetap berkolaborasi dengan bengkel kaki-kaki yang ada di Jogja.
“Jadi, mobil Can-Am ini sebenarnya kolaborasi banyak bengkel. Tapi tetap pak Bies yang mendampingi saat mobil dalam pengerjaan bengkel lain. Biar sesuai dengan hasil yang diinginkan pak Bies dan saya,” tambah pria ramah ini.
Seperti sokbreker untuk depan dan belakang, tetap menggunakan bawaan Can-Am, FOX RC Podium. Tapi sudah tuning ulang oleh Tiyok Suspension Jogja.
Menurut Marrel, ada sedikit penyesuaian di bagian dalam sokbreker tersebut. Sehingga karakter mobil lebih kaku, sesuai keinginan Marrel. Tiyok Suspension Jogja ini lebih banyak menangani motor-motor trail kompetisi.
Baca Juga: Kejurnas Sprint Reli Tanjung Lesung, Peserta Capai 90, Trek Berlumpur
Can-Am Maverick X3 XRS Turbo ini masih dicari sistem balance, fokus di handling dan realibilitynya.
Sementara itu, salah satu kelemahan UTV ada di CVT, terutama belt-nya. Tak jarang dalam satu kali lomba sepanjang 4 special stage (SS) biasanya menggunakan 2 atau lebih belt CVT.