Otomotifnet.com – Kalau menyebut nama Andika Bintang Budaya, mungkin hanya segelintir orang saja yang mengenalnya.
Itu pun hanya di kalangan pelaku balap nasional tahun ‘90an hingga 2010.
Tapi bila mendengar nama Gandoz Tepepa, mungkin sampai saat ini pun masih banyak yang tahu.
Yup, mekanik gaek asal Jogjakarta ini termasuk salah satu tuner legendaris yang pernah dimiliki Indonesia.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF : Johny Chandra Mega Audio, Harumkan Nama Bangsa di Kancah Internasional
Sebutan di belakang nama Tepepa merupakan nama bengkel yang ia kelola, yakni Tepepa Motorsport yang bermarkas di Yogyakarta.
Lewat tangan terampilnya dalam mengorek mesin-mesin motor balap road race, membuatnya cukup disegani dan sangat diperhitungkan.
Sederet nama-nama beken yang berkecimpung di dunia balap Tanah Air saat itu seperti Bima Oktavianus, hingga duet kakak beradik Irwan Ardiansyah dan Hendriansyah, sempat berjaya ketika pacuannya ditangani oleh pria yang akrab disapa Om Gandoz ini.
Di tangannya, underbone 2-tak Suzuki RG Sport pacuan Hendriansyah hasil korekan tuner legendaris Indonesia, yaitu (alm) Michael Iskandar alias Om Chia, sukses dibikin lebih kencang lagi.
Sehingga membuat pembalap yang terkenal dengan sebutan dewa road race tersebut kerap penyebet podium tertinggi di ajang road nasional tahun 2004.
Ia juga merupakan salah satu pendiri sekolah mekanik ternama kala itu, yakni HMTC (Hartomo Mechanical Training Center), bareng Hartomo selaku pemilik.
Sekadar info, pria yang lahir pada tahun 1959 ini merupakan cucu dari pelukis legendaris Tanah Air, (Alm) Affandi Koesoema.
Kiprahnya jadi mekanik dimulai dari roda dua alias motor, “Start jadi mekanik sekitar tahun 1972, tapi saat itu baru ngoprek-ngoprek untuk sendiri,” tutur Om Gandoz saat dihubungi Otomotifnet.com.
Baca Juga: 30 Tahun OTOMOTIF: Chandra Alim Legenda Balap Mobil, Banyak Pengalaman
Kemudian di tahun 1975 – 1976, Gandhoez mulai berkecimpung di ajang balap motocross bareng Satya Sunarsa, salah satu crosser gaek ternama Tanah Air.
Kemudian sekitar tahun 1982-1983, ia mulai coba-coba main di ajang road race.
“Hingga di tahun 90an, saya juga sempat tangani mobil drag race. Jadi saat itu selain nangani motor road race, mobil drag juga, hehehe..,” cerita Om Gandoz.
Nah, di era 90an tersebut namanya mulai harum lantaran hasil oprekannya sering menjuarai lomba.
Hingga puncaknya di tahun 2000-an ke atas, namanya makin beken saat ia menangani pacuan tim-tim road race papan atas.
Berkat prestasi gemilangnya saat itu, membuatnya sering kebanjiran order garap mesin motor balap dari berbagai daerah.
Namun di tahun 2011, Gandoz memutuskan pensiun dari ajang balap motor nasional, bahkan dari dunia permekanikan.
Tapi di tahun 2015, tiba-tiba namanya muncul lagi setelah ia bareng salah satu pembalap senior nasional, yakni Dedy Permadi, mendirikan sekolah mekanik khusus balap yang dinamai E = MC2, yang merupakan kepanjangan dari Engine Mechanical Competition Course.
“Nah, di tahun 2016 sampai sekarang ini, saya bareng Satya Sunarsa mulai ‘main’ sprint off-road. Bertindak jadi navigator, juga sebagai mekanik,” tuturnya.
Ealah.. mantap tenan iki (mantap banget ini) , di usianya yang saat ini masuk 62 tahun, Om Gandoz masih tetap menekuni dunia mekanik loh.
“Wong bakatnya sudah dari orok, hahaha..,” canda Om Gandoz. Joss.., semoga sehat selalu ya Om, aamiin..!