Kelakuan Vinales Bikin Kapok Satu Tim, Yamaha Sampai Kapok Lakukan Ini di Musim Mendatang

Rezki Alif P,Ferdian - Senin, 23 Agustus 2021 | 21:40 WIB

Maverick Vinales (Rezki Alif P,Ferdian - )

Otomotifnet.com - Belum tuntas lakoni semua seri, Maverick Vinales duluan ditendang dari Yamaha di MotoGP 2021.

Setelah mendapat hasil buruk dalam beberapa balapan, Maverick Vinales mengajukan revisi kontrak menjadi sampai akhir 2021 saja.

Sayangnya Vinales malah berulah dengan melakukan tindakan yang dirasa kurang pantas pada balapan MotoGP Styria 2021.

Akhrinya Yamaha langsung memilih untuk memecat Vinales sehingga kini sang pembalap tidak berstatus pembalap Yamaha lagi.

Usai masalah Vinales berakhir, Yamaha masih harus bergelut dengan beberapa masalah seperti mencari pembalap pengganti dadakan.

Yamaha melakukan evaluasi besar-besaran untuk langkah-langkah penting di masa depan.

Ada beberapa hal yang akan diperbaiki Yamaha, salah satunya soal perpanjangan kontrak.

Baca Juga: Sisa MotoGP 2021, Maverick Vinales Diganti Cal Crutchlow dan Franco Morbideli Diwakili Jake Dixon

Bos Yamaha, Lin Jarvis, mengakui Yamaha terlalu terburu-buru dalam memperpanjang kontrak Vinales.

"Sejak kejadian ini, kami sadar jika seharusnya kami tak menandatangani kontrak terlalu dini. Di Juni 2021 kami mendapat masalah di mana pembalap yang masih punya kontrak 2 tahun malah ingin pergi. Kami sudah menganalisia kesalahan ini, kami tak mau menghadapi masalah yang sama ke depannya," ungkap Jarvis dilansir dari Speedweek.com.

Dalam dua kali kontrak Vinales, Yamaha memang melakukannya dengan sangat cepat.

Pada kontrak 2019-2020, Vinales dan Yamaha sudah menyepakati kontrak sejak awal 2018.

Kemudian untuk 2021-2022, kesepakatan sudah terjadi sejak awal tahun 2020.

"Maverick pernah punya peluang gabung ke tim pabrikan Ducati untuk 2021 dan 2022, ada tawaran menggiurkan dari Ducati dan kami tahu kekuatan Maverick. Di saat yang sama (tahun 2020), keputusan kepindahan Valentino Rossi ke Petronas membuat Vinales jadi pemimpin tim untuk 2021. Dengan itu mungkin saja Maverick akan bersinar setelah 2020, tapi ternyata tak terjadi," tegas Jarvis.

Ke depannya, Yamaha akan memilih lebih bersabar dalam penentuan perpanjangan kontrak pembalap.

"Kami bisa bilang tak akan membuat keputusan itu lagi. Tapi sulit sih dikatakan begitu. Jika saja Maverick bisa mempertahankan momentum sejak kemenangan di Qatar 2021 dan 3 balapan lagi, semua bisa bilang keputusan pada awal 2020 lalu adalah keputusan tepat," tegas Jarvis.