30 Tahun OTOMOTIF: Toddy Andries, Pimpinan Lomba yang Tegas dan Humanis

Antonius Yuliyanto - Selasa, 31 Agustus 2021 | 14:00 WIB

Di umur 77 tahun, Toddy Andries masih fit dan tidak jauh-jauh dari dunia balap (Antonius Yuliyanto - )

Tegas Dalam Lomba

“Saya strick, saya tidak kenal kamu, saya tidak kenal dia. Kamu berjalan baik saya diamkan, kamu salah saya cut. Itu yang menunjang karir saya di pimpinan lomba,” jelas Toddy yang terkenal tegas sebagai pimpinan lomba.

Salah satu pengalaman yang berkesan, waktu diadakan kejuaran dunia motocross di Yogayakarta, Toddy beserta tim pernah mendiskualifikasi calon juara dunia motocross 125 cc. Karena pembalap asal Italia tersebut membuat kesalahan yang diketahui oleh marshal lapangan anak buah Toddy.

“Kesalahannya ada unsur tidak sengaja, tapi kalau di kejuaraan dunia tidak ada yang bisa bilang tidak sengaja,”

“Jadi startnya kalau kejuaraan dunia bisa sampai 40 starter. Setelah start ada tikungan pertama balik arak ke kanan. Dia jalan dan masuk ke dalam, mengincar titik pengereman."

"Karena semua menuju titik yang sama, dia jadi kedorong tapi keluar ke jalur selanjutnya,” ujar Toddy sambil menerangkan posisi kesalahan si pembalap dengan tangannya.

Dok OTOMOTIF
Toddy Andries terkenal tegas di lapangan, termasuk di ajang road race

Baca Juga: Honda Mega Pro Tanpa Jok, Bisa Loncat-loncat, Mesin Jadi 240 cc

Dalam peraturan motocross, baik kejurnas dan kejuaraan dunia, pembalap tidak boleh memotong jalur, meski itu hanya setengah meter.

“Jadi kalau Anda kedorong, dia harus berhenti. Balik ke tempat dia terlempar. Setelah rombongan lewat baru ia jalan. Dalam motocross di mana Anda keluar dari jalur, Anda harus balik di titik terdekat di mana Anda keluar di jalur yang awal,” tambah Toddy.

Dulu tidak ada kamera untuk membuktikan suatu pelanggaran, jadi pembalap yang bersangkutan harus dipanggil untuk menghadap pimpinan lomba dan juri. Berikut marshal yang sedang bertugas di tempat sebagai saksi.

“Juri dari FIM meminta saya, ‘tolong Anda tanya sama dia (marshal) dan tolong tidak ada nego-nego. Kita tidak mengerti bahasa Anda tapi saya percaya bahwa apa yang dia bilang kamu terjemahin’,’” ujar Toddy menirukan salah satu representatif dari FIM saat itu.

Karena ketegasan dan kecermatan, tim Indonesia (pimpinan lomba, marshal) waktu itu dapat pengakuan, salah satu tim yang terbaik di dunia.