Hanya porsinya dikurangi, saat ini ia hanya pegang drag race, baik motor maupun mobil.
“Saya selalu berprinsip bahwa yang saya adu adalah manusia, bukan kambing. Sehingga apa yang saya lakukan, yang pertama saya pikirkan adalah safety dari mereka dan penonton,” rinci pria yang masih suka mengendarai motor sendiri ini.
Toddy juga memberi masukan untuk generasi muda yang ingin menjadi pemimpin lomba. Kalau jadi pimpinan lomba, jadilah orang yang punya martabat bahwa Anda tidak boleh pilih kasih.
“Kalau Anda merasa ada orang yang melakukan kesalaha, terus Anda tidak berani ambil tindakan. Hal tersebut di dalam dunia balap akan sering terjadi. Kalau Anda tidak ambil tindakan akan memberi kesan pilih kasih,”
Kedua kalau salah tetap salah. Kalau benar Anda harus mengakui kalau Anda benar. “Tidak usah takut, berani di dalam jalur yang benar. Benarnya selalu berdasarkan regulasi yang ada, jadi jangan Anda membuat regulasi sendiri,” tambah Toddy.
Baca Juga: Hasil Lomba MotoGP Inggris 2021, Yamaha Yang Juara, Aprilia Bikin Sejarah
Kenangan dengan Alm. Sonny SA
Toddy juga punya kenangan dengan almarhum Saksono ‘Sonny’ Sostro Atmojo. Pembalap motor legendaris dari Indonesia yang meninggal ketika mengikuti balapan di Praha, Cekoslowakia, 12 Agustus 1972.
“Sonny selalu datang ke rumah ketika masih tinggal di Cikini. Saya sama dia, sore-sore sering diajak jalan ke Bandung naik Norton atau BSA,” ujarnya.
Satu waktu, Toddy diajak untuk mengambil motor Suzuki 500 cc dari Suzuki Indonesia. Di perjalanan pulang, mereka mampir ke Jl. Batu Tulis, Jakarta Pusat, tempat banyak tukang batu cincin di pinggir jalan.
“Setelah berhenti, dia keluarin dompetnya dan dikeluarkan batu ini. Kemudian menyuruh saya untuk mengikat batunya,” instruksi Sonny ke Toddy untuk memasangkan batu ke cincin.
Batu cincin tersebut diberikan ke Toddy, seminggu sebelum Sonny pergi ke Ceko. Cincin berisi batu Duri Bulan tersebut masih melingkar di jari Toddy sampai sekarang.