Sebab biasanya pada mesin injeksi modern yang mengaplikasi knocking sensor, timing pengapiannya memang akan menyesuaikan dengan bahan bakar yang dipakai.
Tapi, range oktannya tidak terlalu jauh dari anjuran pabrik. Misalnya dianjurkan pakai BBM RON 92, maka ECU masih bisa menyesuaikan timing pengapian ketika kita pakai bensin RON 90 atau 1 tingkat di bawahnya.
Jika pakai yang 2 tingkat di bawahnya, mesin akan rentan ngelitik, dan ini bisa menyebabkan overheat serta ruang bakar cepat sekali ditumpuki deposit.
O iya perlu diingat, tiap-tiap bahan bakar memiliki kandungan sulfur dan additive detergen yang berbeda-beda.
Umumnya bahan bakar yang oktannya lebih tinggi, kandungan detergennya lebih baik dibanding BBM dengan oktan di bawahnya.
Nah ketika dicampur, kemampuan detergensi (membersihkan deposit) bahan bakar yang oktannya tinggi tadi, akan berkurang.
Sehingga lama kelamaan kerak yang terbentuk (mulai dari intake, klep hingga ruang bakar) jadi susah untuk dibersihkan additive getergen dalam bahan bakar.
Jika kerak sudah terlalu banyak, efeknya akan membuat performa mesin menurun, boros, mudah ngelitik, hingga overheat.