Otomotifnet.com - Beberapa waktu belakangan ini, BBM jenis Solar dan Pertalite di beberapa lokasi Pulau Sumatera dan Jawa dikabarkan langka.
Rupanya ada beberapa penyebab mengapa BBM jenis ini sulit dicari.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih, membenarkan adanya antrean Solar dan Pertalite di sejumlah daerah.
“Pasokan Solar dan Pertalite yang akhir-akhir ini terjadi antrian. Kalau kami amati bahwa kita tahu saat ini harga minyak (mentah) naiknya cukup naik tajam,” ujar Soerjaningsih, dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube Halo Migas Ditjen Migas (25/10/2021).
“Kemudian, aktivitas masyarakat itu juga sudah kembali normal. Tadinya pada masa PPKM, sekarang jadi lebih longgar, kita kembali normal sama seperti kondisi sebelum Covid dari sisi konsumsi,” katanya.
Menurut Soerjaningsih, harga BBM jenis Pertalite (RON 90) di SPBU kini masih dipatok sebesar Rp 7.650 per liter.
Baca Juga: Antre di SPBU Bisa Sampai 2 Jam, Madiun dan Sekitarnya Dilanda Kelangkaan Solar
Padahal harga keekonomian sudah mencapai di atas Rp 11.000 per liter.
Hal ini disebabkan karena lonjakan harga minyak dunia yang telah menyentuh di kisaran 85 dollar AS per barel.
Sementara itu, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBN 2021 hanya sebesar 45 dollar AS per barel.
"Pertamina masih tetap harus jual di harga Rp 7.650, ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat karena kenaikan harga cukup tinggi,” ucap Soerjaningsih.
“Sehingga Pertamina sebagai BUMN diharapkan bisa support kelancaran pendistribusian BBM yang terjangkau," katanya.