Enggak Asal Betot Gas, Teknik Jumping Motocross Ternyata Pakai Hitungan Fisika

Rezki Alif,Irsyaad W - Selasa, 30 November 2021 | 15:45 WIB

Jumping di motocross (Rezki Alif,Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Dalam balap motocross, sering kali melihat pembalap jumping di gundukan tanah dengan mudah.

Namun ternyata, teknik jumping tersebut ada hitungan fisika-nya, jadi enggak asal betot gas saja.

Misal yang sederhana saja, ada tiga bukit yang tidak terlalu jauh jaraknya, pilihan pertama pembalap bisa langsung melewati rintangan dalam sekali melompat atau jumping.

Atau pilihan keduanya jika ancang-ancang tidak terlalu kuat, pembalap bisa melaju dengan tetap menempel ke tanah untuk melewati tiga bukit itu.

Bisa juga hanya jumping melewati dua bukit dan bukit terakhir dilewati dengan jumping atau tetap melekat ke tanah.

Baca Juga: Patah Tulang Saat Motocross, Andrea Dovizioso Ngaku Salah Mendarat

Lebih efektif mana antara cara pertama, kedua dan ketiga?

Sebenarnya semuanya tergantung dengan bagaimana treknya atau gundukannya itu sendiri, sebelum bukit itu pembalap bisa ancang-ancang dulu atau tidak, ukuran bukitnya besar atau kecil dan banyak faktor lainnya.

Wikimedia
Gerak parabola jadi kunci gerakan jumping motocross

Namun jika pembalap memilih cara pertama untuk melakukan jumping agar melewati semua bukitnya dalam sekali libas, caranya tidak sembarangan karena ada hitung-hitungan matematisnya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya jumping pembalap motocross.

Kecepatan pembalap harus tepat, tidak boleh lebih atau kurang.

Kalau kurang, lompatan yang dilakukan tidak sampai target, kalau berlebihan juga endingnya terjatuh.

Jadi kecepatan itu harus diperhitungkan dengan jarak antara dua puncak bukit, termasuk juga dengan sudut kemiringan bukit.

Gerakan motor trail melompat melewati bukit itu termasuk gerak parabola dalam ilmu fisika.

Nah, sekarang kita coba soal mencari nilai kecepatan motor agar bisa melewati suatu obstacle.

Misal saja kita anggap ketinggian puncak bukitnya sama.

Baca Juga: Jadi Olahraga Penuh Risiko, Motocross Tetap Jadi Ajang Latihan Pembalap, Ini Alasannya

Aryo/GridOto
Jumping di motocross

Jarak antara kedua puncak bukitnya 10 m, sudut elevasi bukit lompatannya 45 derajat, berapa kecepatan optimum agar motor bisa melewati bukit itu?

Dengan hitungan X= jarak antara dua bukit, A= sudut elevasi, Vo= kecepatan awal, g= percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)

Dengan menggunakan rumus gerak parabola di atas, didapatkan kecepatan awal adalah 35,65 km/jam.

Jadi sang pembalap harus melompat dengan kecepatan awal segitu agar lompatannya sempurna.

Pembalap motocross profesional (misal pebalap MXGP) memang tidak menghitung secara rinci berapa kecepatan mereka saat melompat.

Tapi dengan latihan dan pengalaman, mereka tidak perlu menghitung secara rinci karena sudah memahami perkiraan kecepatan untuk melewati suatu rintangan.

Jadi mereka akan memperkirakan berapa kecepatan motor saat akan melompati suatu obstacle dengan melewatinya beberapa kali, bahkan kadang dengan melihatnya saja sudah tahu berapa kecepatan awal yang tepat.

Selain masalah perhitungan tadi, juga masih ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi keberhasilan pembalap saat jumping.