Otomotifnet.com - Sering jadi omongan kalau motor yang sudah bore up harus pakai bensin oktan tinggi dari standarnya.
Contoh, jika disarankan oleh pabrikan pakai oktan 90 maka setelah bore up harus pakai oktan minimal 98.
Lalu apakah anggapan tersebut sekadar mitos atau fakta?
"Sebetulnya itu salah satu anggapan yang salah, bore up memang bisa meningkatkan kompresi tapi ya bisa juga dipatok tidak terlalu tinggi," Ricard Riesmala dari A2 Speed di bilangan Joglo, Jakarta Barat.
"Kalau mau aman bisa pakai paket boreup yang banyak dijual, rata-rata kompresinya masih di angka 11-12: 1 itu masih cukup aman untuk pakai bensin oktan 90 atau 92.
Selain itu mekanik juga bisa melakukan penyesuaian agar kompresi tidak terlalu tinggi.
"Contoh bisa mainkan ketebalan pakingnya seperti ditambah, atau mainkan dome pistonnya untuk menurunkan atau menaikan kompresi mesin," tambah mekanik yang buka sejak tahun 2004 ini.
Baca Juga: Habis Korter Atau Bore Up, Mesin Motor Matik Bakal Kasih Tanda Kalau Inreyen Gagal
"Atau pistonnya bisa dibuat lebih mendem sedikit agar kompresi tidak naik berlebihan," lanjutnya lagi.
Menurut Ricard kompresi yang terlalu tinggi tidak cocok untuk motor bore up yang ingin digunakan harian.
"Kompresi tinggi itu berakibat dengan suhu tinggi, misal injektornya enggak diganti pasti mesin jadi lebih panas malah nanti merusak mesin," ungkapnya.
"Beda kalau kita bikin motor balap yang kompresinya bisa kita buat semau kita tapi pemakaiannya juga sebentar-sebentar tidak sepanjang motor harian," tutupnya.
Jadi motor bore up tidak harus menggunakan bensind engan angka oktan lebih tinggi.
Mekanik bisa mensetting berapa rasio kompresi yang pas di motor setelah bore up agar tidak perlu minum bensin dengan oktan lebih tinggi.
Jadi, anggapan kalau motor bore up wajib pakai bensin oktan tinggi itu hanya mitos saja.