Saktinya Pawang Hujan MotoGP Mandalika, Ngobrol Sama Awan, Gaji Tembus 3 Digit

Ferdian - Minggu, 20 Maret 2022 | 11:40 WIB

Sesajen yang disiapkan Rara Istiani Wulandari pada hari kedua MotoGP Indonesia 2022 pada Jumat (18/3/2022). (Ferdian - )

Otomotifnet.com - Dalam pelaksanaan MotoGP di sirkuit Mandalika, TMC atau Teknologi modifikasi cuaca jadi hal yang penting.

Hal ini dilakukan agar sepanjang acara berlangsung, cuaca cerah dan tidak diguyur hujan.

Bahkan pawang hujan turut dihadirkan untuk mengusir cuaca buruk di Mandalika.

Seperti yang dilakukan pawang bernama Rara yang memiliki nama lengkap Raden Rara Istiani Wulandari.

Dalam video yang beredar di TikTok, terlihat bagaimana Rara mengenalikan cuaca di sirkuit Mandalika.

Saat itu terlihat hujan deras di sirkuit Mandalika.

Rara terlihat mengenakan kaus oranye berjalan dan merapal mantra di tengah hujan deras.

Tak lama setelahnya matahari muncul dan hujan mulai reda.

Rara diketahui sudah berpengalaman dalam mengendalikan cuaca.

Ia pernah menjadi pawang hujan saat acara pembukaan Asian Games 2018.

Selain itu, ia pernah menjadi pawang hujan untuk acara Liga 1, Liga 2 di Jakarta Event vkasin, sentra vaksin bersama BUMN di 5 kota.

"Saya di Jakarta tapi handle kota-kota lain, hingga opening Asian Games 2018," kata Rara.

Menurut pengakuannya, ia diajak berkolaborasi dengan otoritas sirkuit.

Rara menganggap apa yang ia lakukan merupakan wujud ikhtiar alternatif.

Iday/Otomotifnet
Suasana Paddock di MotoGP Mandalika 2022

Berdasarkan liputan tim redaksi Kompas.com, Rara mengaku direkomendasikan Erick Thohir, menteri BUMN.

"Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir dan sering mengawal event-nya Presiden Jokowi dan event kenegaraan lain, bersama dengan tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koodinator lapangan melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa," ujarnya.

"Di sini, saya diminta menurunkan suhu agar lembab dan sejuk dengan sedikit hujan," lanjut Rara.

Ia pun menjelaskan cara-cara berbeda dalam memanggil atau menghalau hujan.

Ritual melibatkan sekumpulan sesajen yang dikelilingi parit air, sedangkan ritual lainnya melibatkan es batu dan abu kayu.

"Ini harus diawali doa. Kalau di sana (memanggil panas) es batu cair, yang ini (memanggil dingin) es batu ditaruh sudah lama tidak cair-cair," ucapnya.

"Dari tadi pagi tidak cair. Itu kekuatan doa, kearifan lokal, orang Indonesia zaman dulu pun terkenal dengan kesaktian orang-orangnya dan saya memakai hadiah ini untuk membantu pagelaran event," tuturnya.

Rara pun berharap bisa membuat cuaca pada balapan hari Minggu tak akan seterik siang hari di sekitar Kompleks Sirkuit Mandalika dalam sepekan terakhir.

"Harapan saya hari Minggu tetap nyaman karena kita akan kedatangan banyak tamu," katanya.

"Yang penting tidak banjir seperti di WSBK. Sekali lagi, ini kan ikhtiar alternatif bahwa Indonesia punya sesuatu yang luar biasa," ujarnya.

Rara juga mengaku terlibat sejak tes pramusim.

Naufal Shafly
Pemandangan di selatan Bukit 360 sirkuit Mandalika.

Namun, ia memulai untuk "mengawasi" Sirkuit Mandalika sudah sejak 1 Maret lewat jarak jauh.

Ia bahkan mengatakan langsung diminta mendatangkan hujan pada tanggal 9-11 Maret demi membantu mendinginkan lintasan yang baru diaspal ulang.

Rara mengaku, untuk tugas ini, dia mendapat bayaran yang cukup besar dari MGPA untuk mengatur cuaca di kawasan Sirkuit Mandalika.

Tak tanggung-tanggung, total uang yang ia dapatkan mencapai 3 digit atau ratusan juta rupiah untuk 21 hari kerja.

"Saya dibayar MGPA dan ITDC. Bayaran saya itu tiga digit untuk 21 hari," beber Rara.

Untuk cara kerjanya sendiri, Rara melakukan ritual dengan sesajen di sekitarnya.

Sesajen itu berisi buah-buahan dan kembang.

Rara juga membawa mangkuk sambil menengadah ke langit.

Rara sendiri menyadari tak semua orang akan percaya dengan profesinya.

Ia pun mengomentari potensi tudingan miring yang bisa dilayangkan kepada seorang pawang hujan.

"Kalau Rara dibilang menentang takdir karena seharusnya cerah dan hujan kok digeser-geser, saya sebagai orang indigo merasa kelahiran saya suatu kebaikan," tuturnya.

"Saya berharap dengan kebaikan Tuhan kepada saya, saya bisa mengobrol dengan awan, tanah, air, dan udara, dan kini saya berusaha membantu PP, ITDC, Pertamina," ucapnya.

"Semua warga Indonesia, kita harus bangga punya sirkuit yang cantik seperti Mandalika," katanya.

Rara juga mengaku senantiasa bekerja sama dengan pihak BMKG dan Hadi Tjahjanto selaku Komandan Lapangan Mandalika untuk melakukan modifikasi cuaca ini.

"Sudah telepon dengan Pak Hadi, arahnya (modifikasi cuaca) mau ke mana. Saya bilang, 'Kalau mau garamin, ke sisi barat karena mereka bisa garamin di mana saja'," ujarnya sembari berharap hari balapan pada Minggu akan berlangsung dalam kondisi sejuk dengan hujan ringan pada pagi hari.

"Kesempurnaan hanya milik Allah, kami ikhtiar alternatif. Selama saya di sini, banjir terhindari. Saya mengumpulkan doa dan harapan dari para pekerja, doa, dan harapan, serta menjadi tim support bagi semua," tuturnya.

"Intinya, saya pelayan buat semua, pelayan bagi Indonesia, pelayan Lombok. (Para penonton) hadir, bahagia, menonton."

"Nyaman pebalapnya, penontonnya nyaman. Saya sebagai pramugari event, tim doa pawang hujan akan berusaha yang terbaik," tutur Rara.

Baca Juga: Penonton VIP Boleh Ngiri, Pemandangan Dari Bukit Ini Ngalahin Bayar Mahal Di Sirkuit Mandalika

Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2022/03/20/inilah-sosok-rara-pawang-hujan-mandalika-kerja-21-hari-digaji-3-digit?page=all