Yaitu pembatasan waktu bagi pemudik yang berhenti di rest area.
Pembatasan waktu dilakukan karena biasanya pemudik yang beristirahat di rest area akan membeli makanan.
"Masyarakat dapat diarahkan keluar ke kota terdekat sehingga dapat menggerakkan UMKM," jelasnya.
"Ini adalah strategi yang tidak hanya berpedoman pada keselamatan namun juga meningkatkan pendapatan UMKM," ucapnya.
Menurut Budi, ada potensi pergeseran penggunaan moda transportasi selama periode mudik lebaran tahun ini akibat dihapusnya tes antigen dan PCR sebagai syarat perjalanan.
Penggunaan mobil dan motor pribadi diprediski tetap menjadi yang terbanyak.
Sementara pemudik yang naik pesawat diperkirakan lebih banyak dibanding kereta api.
Budi memaparkan, pemudik mobil pribadi diperkirakan akan mencapai 21 juta orang.
Sedangkan pemudik motor mencapai 14 juta orang.
Selanjutnya, disusul pengguna bus sebanyak 12 juta orang dan pesawat 9 juta orang.
Kemenhub mengimbau agar semua pihak yang terlibat dalam angkutan lebaran tahun ini dapat memaksimalkan kinerjanya dengan baik.
"Kita tidak ingin banyak masyarakat yang mau pulang dan terhambat," ucapnya.
"Tidak bisa kita dengan persiapan biasa, harus dipersiapkan dengan baik," tandasnya.
Baca Juga: Tenang Kawan, Belum Vaksin Booster Tetap Bisa Mudik, Tunjukin Surat Ini Saja