Baru Kali Ini Terjadi, Beli Honda BeAT, Scoopy Dkk Mesti Inden Dua Bulan

Irsyaad W,Wisnu Andebar - Rabu, 27 April 2022 | 06:25 WIB

Motor baru di dealer Honda (Irsyaad W,Wisnu Andebar - )

Otomotifnet.com - Sekarang beli skutik entry level Honda mesti inden dua bulan.

Unit yang dimaksud yakni Honda BeAT, Scoopy dan kawan-kawan (dkk).

Jika boleh dikatakan, baru kali ini terjadi.

Penyebab fenomena ini diungkap Thomas Wijaya, Direktur Marketing PT Astra Honda Motor.

Menurutnya, hal itu karena terjadi krisis chip semikonduktor.

Kendala tersebut berdampak pada aktivitas produksi berakibat pengiriman unit ke konsumen tertunda.

"Jadi yang terdampak ini khususnya beberapa tipe skutik entry level, kurang lebih perlu menunggu selama satu hingga dua bulan sejak Ramadan ini," kata Thomas, (25/4/22).

Kendati demikian, pihaknya mengklaim telah melakukan berbagai usaha agar kondisi dapat pulih sehingga bisa segera memenuhi kebutuhan konsumen.

"Jadi, mudah-mudahan bulan Juni dan Juli 2022 sudah pulih agar kami dapat memenuhi kepemilikan dari konsumen yang sudah menunggu selama satu sampai dua bulan terakhir ini," imbuh Thomas.

Ia mengungkapkan, krisis chip semikonduktor tidak hanya berdampak pada unit yang diproduksi dalam negeri.

Namun juga yang diimpor secara utuh dari luar negeri alias Completely Built Up (CBU).

"Banyak unit CBU kami inden bukan karena kuota impor tapi terkait dengan chip semikonduktor," sebutnya.

"Inden diprediksi hingga semester dua tahun ini atau bahkan awal tahun depan," tuturnya.

Lebih lanjut Thomas mengungkapkan, chip semikonduktor erat kaitannya dengan komponen motor, salah satunya speedometer.

Oleh karena itu, keberadaan chip semikonduktor sangat penting sehingga tidak hanya industri otomotif yang terdampak, tetapi juga sektor elektronik.

Thomas menambahkan, sejauh ini chip semikonduktor untuk kebutuhan dalam negeri memang masih impor dari luar.

Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina diklaim jadi salah satu faktor yang memperparah kelangkaan chip semikonduktor.

Pasalnya kedua negara tersebut merupakan penyuplai utama salah satu bahan baku pembuat semikonduktor.

"Pertama, perang antara Ukraina dan Rusia juga memang berdampak, karena sebagian memang pasokannya dari sana," paparnya.

"Kemudian diperparah juga dengan adanya lockdown di China terkait peningkatan kasus Covid-19," pungkas Thomas.

Baca Juga: Narik Urat Sabar Lagi, Kredit Motor Baru Membludak Jelang Lebaran, Ujung-ujungnya Inden