Tak lupa, Wahidin menyisihkan uang ganti yang didapatnya untuk bersedekah ke orang tak mampu dan masjid-masjid.
"Insyaallah semua sudah merata buat orang tidak punya dan masjid-masjid. Doakan saja uang saya berkah dan bermanfaat," harapnya.
Meski sudah menjadi miliarder, Wahidin tetap memilih pekerjaan lamanya jual-beli rongsokan.
Karena ia berfikir pekerjaan itulah yang menghidupi keluarganya selama 25 tahun.
"Yang penting halal. Pelanggan sudah banyak, kalau libur dua hari saja sudah ditunggu-tunggu rongsoknya kapan diambil," ucapnya sambil tertawa.
Wahidin memastikan, Ia akan tetap menjadi sosok seperti biasa seperti sebelum menjadi miliarder.
"Banyak yang bilang nanti kalau saya sudah banyak uang pasti berubah. Tidak, saya tetap jadi diri saya, tidak ada kesombongan ataupun berubah ke teman-teman," tegasnya.
Wahidin juga mengungkapkan rasa rindunya bila masuk ke hutan, teringat dengan tanahnya yang akan dibuat bendungan Bener.
"Kalau ke hutan saya suka menangis. Ya menangis sedih dan bahagia juga. Senangnya dapat ganti untung, sedihnya tanahnya akan digunakan untuk proyek," ucapnya dengan nada menahan tangis.
Terdengar jelas Wahidin menangis dan tak kuasa berkata-kata saat ditanya kenangan tanah miliknya itu.
"Dirawat sendiri, walupun kerjanya di kota tiap kali berangkat pagi kan pasti pulang gasik, nanti saya ke hutan buat menanam. Kalau libur juga," ucapnya.
Sisa uangnya nantinya juga akan digunakan untuk beli tanah yang khusus akan dia rawat untuk menggantikan tanahnya yang dulu.
"Masih ada rencana buat beli tanah buat ganti yang dulu. Biar bisa cocok tanam lagi. Karena aslinya tani jadi kalau ninggalin rasanya gimana," tambahnya.
Dengan suara lembut, Wahidin berharap keberkahan dihidupanya untuk kedepannya lagi.
"Saya minta doanya selalu sukses dan lancar. Saya nangis terus ini," harapnya.
Baca Juga: Protes Desa Wadas Dibawa Sampai Bekasi, Pos Lantas Polisi Ditimpuk Bom Molotov