Hal ini dilakukan setelah program pencampuran Solar nabati B30 berhasil diterapkan.
Jokowi mengaku, pemerintah saat ini sedang menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar (Biofuel).
"Bioetanol merupakan salah satu produk turunan yang dihasilkan dari industri gula berbasis bahan baku tebu," imbuhnya.
Jokowi menjelaskan, Indonesia pernah menjadi eksportir gula pada tahun 1800-an.
Namun, kata dia, Indonesia kini harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri dalam negeri.
Oleh sebab itu, Jokowi menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN) untuk meningkatkan kualitas bibit tebu dengan varietas terbaik di dunia.
"Untuk mencapai target mandiri dalam ketahanan pangan termasuk tidak lagi mengimpor gula dari negara lain," tegasnya.
"Saya meminta para petani dan pabrik gula di Tanah Air bekerja sama dengan baik," imbaunya.
Selain petani, lanjut dia, juga harus ada pembaruan mesin yang ada di pabrik gula.
Mesin tersebut perlu diganti dengan perkakas lebih modern dan menggunakan teknologi terkini.
"Jika kami bisa menyiapkan 700.000 hektare (ha), kami (Indonesia) bisa mandiri. Kami akan swasembada gula dalam lima tahun ke depan dan sekarang kita baru 180.000 ha," ujar Jokowi.
Pada kesempatan sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM), Arifin Tasrif mengatakan potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu membuka peluang dalam menciptakan ketahanan energi dan menciptakan bauran energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
Hal tersebut, kata dia, bisa dilakukan melalui pengurangan ketergantungan impor BBM nasional.
Pada 2021, Tim Studi Bioetanol Institut Teknologi Bandung (ITB) telah melakukan kajian pencampuran etanol 5 persen ke Pertalite (RON 90) menjadi kualitas sama dengan Pertamax (RON 92).
Studi ITB tersebut, lanjut dia, konsisten dengan kajian pencampuran etanol 5 persen dengan pertalite RON 90 yang dilakukan oleh PT Pertamina.
Baca Juga: Minyak Kayu Putih Campur Pertalite Bikin Irit, Ahli ITB Kasih Paham