"Beberapa dari motor tersebut akan berakhir di museum, sebagian akan dihancurkan bersama dengan suku cadang dan seluruhnya," kata Livio Suppo.
Ia mengatakan, pihaknya memiliki kewajiban untuk membayar pajak motor tersebut selama motor tersebut masih aktif.
"Semua motor pabrikan Jepang melakukan itu dengan alasan pajak, kalau masih aktif harus membayar pajak," tuturnya.
"Setelah motor tersebut tidak digunakan lagi, mereka memilih untuk menghancurkannya," pungkas Livio Suppo.
Baca Juga: Selesai Sesi Test di Valencia, Miguel Oliveira Dapat Pujian, Ini Penyebabnya