Otomotifnet.com - Pemerintah masih belum mau memangkas harga Pertalite.
Pemerintah masih harus melihat indikator lain meski harga minyak mentah atau Indonesia Crude Price (ICP) menunjukkan tren penurunan.
Jadi meski tren penurunan harga minyak mentah dunia atau ICP terus terjadi, namun hal ini tidak bisa jadi acuan dalam menentukan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Wahyu Utomo.
Karena masih ada indikator lain dalam menentukan hal tersebut, seperti nilai kurs Rupiah.
"Kan berpengaruh bukan hanya ICP, tetapi juga kurs saat kurs naik kan. ICP trend turun namun masih volatile," ujar Wahyu (21/11).
Sementara itu, Deputi I BIdang Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir mengatakan hal senada.
Menurutnya dalam menentukan penurunan atau tidaknya harga BBM tidak hanya bisa mengacu pada harga ICP saja, melainkan juga nilai tukar Rupiah.
"Kalau pertamax/plus kan sudah turun. Kalau pertalite dengan depresiasi Rupiah harga keekonomiannya bisa Rp 13,000 an lebih per liter, sehingga harga sekarang masih disubsidi dalam jumlah besar," kata Iskandar.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indratomo menyampaikan, harga minyak mentah global mengalami penurunan 8,2% mont to date (mtd) sepanjang bulan November 2022 ke level US$ 86,96 per barel.