Pantesan Tarikan Agak Ngempos, Ini Alasan Kenapa Mobil Matik Tak Disarankan Ganti Knalpot

Andhika Arthawijaya,Angga Raditya - Kamis, 8 Desember 2022 | 23:10 WIB

Ilustrasi knalpot aftermarket untuk mobil (Andhika Arthawijaya,Angga Raditya - )

Otomotifnet.com – Banyak ditemui mobil bertransmisi matik mengganti knalpotnya dengan jenis free flow.

Padahal sangat tidak disarankan mobil untuk ganti knalpot jenis tersebut, bahkan membobok saringan knalpot standar.

Pasalnya bila ukuran pipa knalpot atau konstruksinya tidak tepat, bakal membuat trikan mobil matik jadi ngempos atau kurang bertenaga.

Tak hanya itu, dampaknya bisa membuat konsumsu bahan bakar jadi lebih boros.

Baca Juga: Kalau Kepepet Aja, Ini Tips Ajak Mobil Matik Terobos Banjir, Gas Slow Aja

Daihatsu
Ilustrasi transmisi matik

Menurut Taqwa, punggawa bengkel Garden Speed di Cilandak, Jakarta Selatan seperti dikutip dari Gridoto.com, "Mobil transmisi otomatis menggunakan back pressure yang tinggi dari knalpot untuk berakselerasi."

Nah, bila knalpot diganti dengan yang hitungan spesifikasinya berbeda, maka volume back pressure yang dibutuhkan bisa berkurang bahkan hilang.

Padahal tekanan gas buang tersebut sangat dibutuhkan oleh mobil dengan transmisi otomatis, yang umumnya perlu torsi gede di putaran bawah agar respon kerja transmisinya optimal.

Dengan kata lain, back pressure tadi kata Taqwa berfungsi untuk mencapai torsi yang besar ketika pedal gas tidak dalam posisi full throttle.

Makanya mobil matik walau digas tidak terlalu dalam saat akselerasi awal, tarikannya terasa kuat.

Dan waktu pedal gas ditutup (setelah mobil jalan), lalu diinjak lagi, akselerasinya tetap responsive.

Jadi bisa dibayangkan bila knalpot yang dipasang membuat back pressure hilang, sudah barang tentu akselerasinya jadi ngempos dan efeknya bakal boros BBM.

Tuh sob, jadi jangan asal main ganti knalpot ya untuk mobil matik kesayangan!