Otomotifnet.com – Pemilik mobil wajib tahu, ada beberapa part yang wajib diganti secara berkala, bisa mobil kesayangan tak mau bermasalah saat digunakan.
Jadi, tak hanya ganti part yang umum saja seperti oli mesin, oli transmisi, air radiator, busi dan sebagainya.
Bisa dibilang hampir semua mobil menggunakan part yang namanya fan belt, atau sering juga disebut tali kipas.
Fungsi komponen ini untuk menggerakan serta menghubungkan komponen di dalam mobil, seperti kipas pendingin mesin kayak di mobil-mobil lama, lalu kompresor AC, pompa radiator, hingga dinamo pengisian atau altenator.
Baca Juga: Ini Tanda-tanda Timing Belt Mobil Bekas Wajib Diganti Baru, Putus Bikin Nyesek
Nah, seiring pemakaian fan belt atau ada juga yang sering menyebutnya V-belt, bisa mengalami keausan.
Karena komponen ini umumnya berupa sabuk yang terbuat dari bahan karet berlapis serat.
Meski dirancang tahan panas, namun lama-kelamaan akan mengalami getas dan bisa putus.
Sama halnya dengan timing belt yang berfungsi memutar komponen internal mesin. Ia juga umumnya terbuat dari material senada.
Kalau timing belt fungsinya lebih krusial lagi nih sob, yang bila mengalami kerusakan atau putus, bisa berisko mesin mati total.
Karena timing belt bertugas menggerakkan sistem katup pada mesin, jadi kalau sampai putus, bisa-bisa piston menghajar klep atau katup. Iiihh seram!
Nah, mirisnya banyak pengguna mobil yang masih awam soal ini, sehingga tak tahu kapan komponen ini harus diganti.
Kalau dari anjuran pabrik, ada yang menyarankan diganti setiap jarak tempuh 40.000 atau 50.000 km. Ada juga yang bisa sampai 80.000 km.
Baca Juga: Patut Diwaspadai, 3 Ciri-ciri Ini Jadi Indikasi Fan Belt Mobil Mau Putus
Tapi kalau sudah menyemukan tanda-tanda keausan pada fan belt maupun timing belt sebelum jarak tempuh tadi, segera lakukan penggantian bisa tak mau mobil kesayangan bermasalah di jalan.
Karena bila komponen ini tiba-tiba putus di jalan, dijamin bakal mogok deh mobilnya, bahkan bisa membuat mesin rusak parah.
Jika yang putusnya fan belt, “Biasanya akan muncul indikator peringatan overheat, karena water pump-nya tidak berputar. Lalu terjadi masalah pada pengisian baterai,” sebut Wahono, Service Manager Auto 2000, BSD City.
Bahayanya lagi, lanjut Wahono, bila pengemudi tetap memaksa jalan mobilnya, mesin bisa mati mendadak dan akan mengakibatkan silinder head melengkung.
Jadi kalau mendapat beberapa tanda ini, “Perhatikan saat AC tiba-tiba panas, dilanjut munculnya indikator aki pada meter cluster, lalu setelah itu temperatur mesin akan naik, sebaiknya langsung cari tempat parkir untuk mengecek kondisi dibalik kap mesin,” sarannya.
Sementara bila yang putus adalah timing belt, dampaknya bisa lebih fatal lagi.
Sebab timing belt ini mengatur ritme buka tutup katup (dengan memutar camshaft), agar tidak saling bertabrakan.
Bayangkan bila timing belt sampai putus, komponen-komponen yang digerakkan olehnya akan saling menghantam satu sama lain, sehingga dapat menyebabkan kerusakan fatal pada mesin.
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF : Ciri-Ciri Fan Belt Sudah Waktunya Diganti?
Selain memerlukan waktu yang cukup lama, biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan mesin pun lumayan besar karena harus melakukan turun mesin.
Jadi biar tidak kejadian seperti itu, segera deh lakukan penggantian fan belt dan timing belt mobil kesayangan bila sudah waktunya diganti.
Nah, selain OEM part, di pasaran ada beberapa produk aftermarket yang lumayan banyak digunakan.
Antara lain keluaran Optibelt, Mitsuboshi, Bando, Mando, yang tersedia untuk berbagai macam merek mobil.
Ada juga bikinannya AC Delco untuk mobil Chevrolet yang merupakan produk afktermarket dari GM Motor.
Yuks, bila sudah waktunya ganti fan belt dan timing belt, segera diganti. Selagi belum putus tuh!