Otomotifnet.com - Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY keluhkan omzet bisnis menurun.
Diketahui, Pertashop (Pertamina Shop) adalah outlet penjualan Pertamina berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM non subsidi, LPG non subsidi, dan produk ritel Pertamina lainnya dengan mengutamakan lokasi pelayanannya di desa atau di kota yang membutuhkan pelayanan produk ritel Pertamina.
Sekretaris Paguyuban Pengusaha Pertashop Jawa Tengah dan DIY, Gunadi Broto Sudarmo mengungkapkan, penurunan kinerja ini disebabkan disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang tergolong masih cukup tinggi.
Sehingga, masyarakat banyak yang cenderung membeli Pertalite.
"Saat kita ingin maju, ada gejolak dunia perang antara Ukraiana-Rusia dan berpengaruh terhadap ekonomi mikro yang disebabkan melonjaknya harga minyak dunia. Akhirnya terjadinya disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite. Karena di Pertashop hanya jual Pertamax dan Dexlite," papar Gunadi saat melakukan rapat bersama Komisi VII DPR-RI (10/7/2023).
Diketahui, tingginya disparitas antara kedua jenis BBM tersebut terjadi sejak tahun 2022.
Sementara untuk saat ini harga Pertama senilai Rp 12.400 per liter, sedangkan Pertalite dibanderol Rp 10.000 per liter.
Dengan gap harga yang selisihnya Rp 2.400 per liter, banyak masyarakat yang lebih memilih mengkonsumsi Pertalite untuk kendaraannya. Dengan alasan jauh lebih murah.
Turunnya kinerja penjualan sangat berdampak terhadap arus keuangan para pengusaha Pertashop.
Menurut Gunadi, terdapat efek domino yakni penjualan menurun drastis dan laba menjadi rugi, kemudian cicilan bank tak terpenuhi.