Tentunya, pengendara motor dan mobil yang melintas tidak akan melihatnya karena fokus dalam berkendara.
"Jadi memang harus benar-benar diperhatikan saat melintas. Pengendara enggak mungkin bakal lihat serinci itu karena harus berkendara. Ranjau paku lebih mungkin untuk dilihat pas jalan kaki," terang Revanna.
Kemudian, untuk lokasi penyebarannya sendiri, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah pelaku melakukannya saat melintas di tengah atau di bahu jalan.
Belum diketahui juga arah pelaku menyebarkan ranjau paku itu.
Sebab, terkadang ada ranjau paku yang ditemukan di tengah jalan.
Meski begitu, sebagian besar ranjau paku ditemukan di bahu jalan.
Terkadang, mereka juga terselip di sela-sela penutup resapan air dan antara jalanan dan trotoar.
"Makanya enggak bakal terlihat secara kasat mata karena harus jeli dan harus diperhatikan untuk menemukan ranjau paku," tegas Revanna.
Adapun penyisiran dilakukan di sejumlah titik, tetapi paling sering dilakukan di Jalan Pemuda karena ditemukan lebih banyak ranjau paku.
Di Jalan Pemuda, titik penyisiran dimulai dari lampu merah gedung Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (BAKAMLA) sampai lampu merah gedung Rabbani, atau sepanjang 300 meter.
Biasanya, penyisiran dilakukan antara pukul 07.00 WIB atau pukul 09.00 WIB menggunakan alat khusus yang memiliki magnet.
Revanna mengatakan, sepanjang Juli 2023, pihaknya pernah mendapat 30 ranjau paku berupa potongan payung.
"Kalau dikumpulkan dari hasil penyisiran Saber Paku dan warga setempat, hasilnya ada ratusan. Kalau per hari ini (31/7/2023), sudah menemukan puluhan, digabung dengan temuan dari ojol (ojek online)," tuturnya.
Baca Juga: Pantes Paku Payung Jadi Ranjau Andalan Oknum Tambal Ban, Ban Tubeless Kalah