Asiknya, konsumen disebutnya bisa mendapat cashback dari part motor yang dilepas. Tapi bukan berarti dikasih duit sama Ridwan.
"Speed sensor belakang dicopot, bisa jadi duit (dijual). Kalo didiemin gak berfungsi. Ada yang bilang cashback, setelah bayar saya, pemiliknya dapet duit lagi," terang Ridwan.
Di pasaran, speed sensor roda belakang NMAX laku Rp 150-250 ribu, barunya Rp 900 ribu.
Sementara speed sensor depan enggak dicopot karena terhubung ke spidometer. "Harus pindahin dudukan cakram segala, repot," ulasnya.
Tak jarang, masih ada yang sangsi apakah model non ABS yang dipakainya orisinal.
"Banyak yang nanya, KW bukan. Saya bilang cek aja ke bengkel resmi. Kalau KW enggak bisa connect ke komputernya. Yang KW enggak ada embos logo Yamaha di bagian pojoknya"
"Ada sih yang KW, harganya Rp 300-400 ribu. Tapi enggak tahu, hidup apa enggak. Saya mau nyoba juga sayang, buang duit," paparnya.
Balik lagi soal servis, menurutnya, kalau mau request servis atau perbaikan, sebut dulu motornya apa dan apa masalahnya.
"Bukan pilih-pilih konsumen tapi lihat dulu lama sebentarnya kerjaan, jadi menyesuaikan"
"Kalau belah mesin total ganti kruk as, tujuh sampai delapan jam. Saya usahain hari itu kelar, motor gak nginep. Makanya banyak konsumen yang manggil, karena bisa ditunggu di rumah," ungkap Ridwan.
Beralih ke Honda, menurutnya masalah gredek-gredek pada Vario berasal dari komponen CVT.
"Kalo Honda gredek dari CVT. Bongkar terus cuci, bersihin sampai ke part kecil," ucapnya.
Pengerjaan ini makan waktu lebih lama.
"Bedanya dengan bengkel resmi, mereka bisa ngerjain 3 motor, saya cuma satu. Tapi aman untuk jangka lama," tutur Ridwan.
Nah, bicara biaya perbaikan biasanya diestimasi saat pemesanan.
Misal downgrade rem ABS ke non ABS seperti pada NMAX milik Wardi, Rp 1,1 juta sudah termasuk part Non ABS.
Namun belum termasuk ongkos jalan yang variatif tergantung jauh dekatnya rumah konsumen.
Ridwan: WA 0818774414