Tetapi, di tahun 2023 jadi yang paling parah.
"Buat mandi bisa, nyuci bisa, tapi buat konsumsi gak bisa, ngeri. Udah tujuh tahun kalau buat minum beli aja," kata Ibu Nasih (53), salah satu warga setempat (7/9/2023).
"Dulunya cuma tiga rumah, sekarang rumah yang lain udah bau-bau juga," kata Nasih.
Sementara itu, Camat Gunungsindur, Dace Hatomi menjelaskan bahwa pihak pemerintah setempat dan SPBU tersebut sudah datang ke rumah warga yang air sumurnya tercemar bensin.
Lalu, hasilnya kata Dace Hatomi air sumur warga yang berwarna hijau dan bau bensin itu bisa digunakan sebagai bahan bakar.
Hal itu ia buktikan setelah mencobanya ke motor.
Benar saja, saat itu motornya menyala dengan menggunakan air sumur warga yang tercemar bensin.
"Saya coba dari keran saya tuangkan ke gelas plastik memang bensin, dan dicoba ke motor, dikosongkan dulu tuh (tangki) motornya, nyala," kata Dace Hatomi.
Menurut pihak SPBU, bensin yang tercemar ke sumur warga itu adalah jenis Pertalite.
Maka dari itu, dengan adanya bukti ini pemerintah Kecamatan Gunungsindur meminta SPBU terkait untuk mengosongkan tangki Pertalite.
"Saya minta dari manajemen SPBU untuk melihat secara langsung. Saya undang, minta datang ke lokasi, supaya dia langsung melihat cairan apa yang keluar dari keran air itu. Dan pada saat itu kata dia itu pertalite," kata Camat Gunungsindur, Dace Hatomi, Jumat (8/9/2023).
"Sampai kondisi pencemaran diatasi dan normal kembali, saya minta ke SPBU itu," kata Dace Hatomi.
Sementara itu, menurut sekuriti SPBU 34-16317 yang enggan disebutkan namanya, saat ini kasus tersebut sedang diselidiki oleh pihak kepolisian.
"Sekarang ini lagi ada penyelidikan polisi, semuanya lagi ada penyelidikan polisi sampai saluran ini (BBM) juga udah di garis polisi," ujarnya, Jumat (8/9/2023).
"Dari pihak SPBU kita udah nggak buka pertalite karena pemerintah udah nggak buka pertalite tapi yang lainnya masih berjalan," ungkapnya.
Baca Juga: Warga Gunung Sindur Kaget, Air Sumur Tercemar Pertalite, Asal Misterius