Otomotifnet.com - Pemilik mobil diesel di Bengkulu merengut dalam 3 bulan ini.
Karena tiap cari Solar mesti nginep dulu di SPBU.
Bahkan antrean mobil yang ingin beli Solar mencapai beberapa kilometer (km).
Antrean truk dan mobil pribadi terlihat di SPBU KM 8, SPBU Tebeng, SPBU Air Sebakul.
Nopian (40) pengemudi truk pengangkut es krim saat diwawancarai mengaku telah 2 hari mengantre solar bersubsidi, tapi tidak kunjung mendapatkan bahan bakar yang dibutuhkan.
"Sudah dua hari saya mengantre solar subsidi tapi belum juga dapat. Tidak tahu apakah ada atau tidak solar hari ini," kata Nopian, (20/3/23) dilansir dari Kompas.com.
Akibat antrean tersebut, Nopian merugi karena uang operasional yang diberikan kepadanya tidak cukup bila harus bermalam di SPBU untuk antre.
"Uang operasional membengkak, untung saja rumah saya di Kota Bengkulu. Istri saya antar nasi ke saya sampai saya dapat solar," keluhnya.
Hal yang sama dinyatakan pengemudi lainnya, Taufik, yang sudah mengantre berhari-hari.
Menurutnya, hal ini hanya terjadi di Provinsi Bengkulu saja.
"Saya mengemudi mobil angkutan sembako di Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, sesekali ke Sumatera Barat dalam satu pekan. Namun hanya di Bengkulu antrean panjang berhari-hari untuk dapat solar bersubsidi terjadi," keluh Taufik.
Para pengemudi hanya mampu berharap agar pemerintah dan Pertamina mampu memecahkan persoalan yang merugikan para pengemudi dan keluarganya.
Menanggapi hal ini, Kadis Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Provinsi Bengkulu, Donni Swabuana saat dikonfirmasi menjelaskan terdapat kekurangan suplai kebutuhan solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH MIGAS).
Doni menyebutkan BPH MIGAS yang berhak memberikan jatah BBM ke seluruh daerah dengan Pertamina sebagai distributor.
Selanjutnya Pemprov Bengkulu mengusulkan ke BPH MIGAS kebutuhan daerah itu sebanyak 721.600 kiloliter diperuntukkan transportasi umum, orang, barang dan logistik, perikanan dan nelayan, serta usaha mikro.
Namun kebutuhan kuota itu hanya disetujui BPH MIGAS 106.600 kiloliter.
"Dari pasokan saja sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan hingga 31 Desember," jelas Donni saat ditemui di ruang kerja, (20/10/23).
Meski kebutuhan hanya disetujui 106.600 kiloliter, jumlah itu dikurangi lagi 7.000 kiloliter oleh BPH MIGAS mulai 1 Oktober 2023.
Pengurangan ini tidak diberitahukan pada Pemprov Bengkulu.
"6,8 persen kuota dikurangi itu sayangnya Pemprov Bengkulu tidak diberitahu pengurangan itu oleh BPH MIGAS," terangnya.
"Kami tahu ada pengurangan setelah dapat surat dari website resmi BPH MIGAS," ungkapnya.
Sementara itu, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan mengungkapkan pasokan solar bersubsidi aman, tidak ada pengurangan ke SPBU.
"Antrean terjadi karena banyak yang beli BBM subsidi, padahal kami menyediakan produk lain yang sejenis, ada Pertamax series untuk gasoline dan dex series untuk gasoilnya," jelasnya.
Dia sebutkan, untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) bio solar dari kuota 98.716 kiloliter, sudah direalisasikan sebanyak 83.116 kiloliter.
Konsumsi rerata harian untuk Solar JBT ada di angka 250-320 kiloliter per hari.
Baca Juga: SPBU Pertamina Mulai Jual Mahal, Beli BBM Ini Ditolak Mentah-mentah Tanpa Nunjukin Ini