MOPS atau Argus sendiri merupakan bagian biaya perolehan atas penyediaan Bahan Bakar Minyak jenis Bensin dan Minyak Solar dari produksi kilang dalam negeri dan/atau impor sampai dengan Terminal Bahan Bakar Minyak.
Belakangan, harga minyak mentah sempat bergejolak seturut dinamika konflik Hamas dan Israel.
Hal ini diperkirakan berpeluang mendongkrak harga BBM non subsidi, terutama menjelang pergantian bulan.
Seperti diketahui, badan usaha niaga migas biasa melakukan update harga BBM non subsidi di awal bulan, persisnya di tanggal 1.
Sementara VP Corporate Relation Shell Indonesia, Susi Hutapea, dalam wawancaranya, (26/10) mengatakan, Shell melakukan penyesuaian harga BBM di SPBU secara berkala dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti produk minyak olahan berdasarkan MOPS (Mean of Platts Singapore), kondisi dan volatilitas pasar, nilai tukar mata uang asing, pajak pemerintah dan bea cukai, biaya distribusi, biaya operasional, kinerja perusahaan, dan aktivitas promosi yang sedang dilakukan.
"Penyesuaian harga BBM yang kami lakukan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai harga jual BBM," ujar Susi saat dihubungi Kontan.co.id, (26/10/23).
Sementara itu, Presiden Direktur bp-AKR, Vanda Laura, sebelumnya mengatakan, bp-AKR melakukan penyesuaian harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor.
Beberapa faktor di antaranya meliputi harga minyak dunia, biaya operasional dan kondisi pasar.
Ia belum memberi penegasan apakah BP-AKR akan meningkatkan harga jual produk BBM-nya dalam waktu dekat atau tidak.
"Kami akan terus memantau situasi dan melakukan adaptasi yang diperlukan untuk penentuan harga BBM," ujar Vanda dikutip Kontan.co.id, (26/10).
Baca Juga: Kabar Gembira, Harga Pertamax Cs dan Dexlite Cs Dimurahkan Jadi Segini