Otomotifnet.com - Kasus maling baterai motor listrik mulai marak di awal 2024 ini.
Bahkan kasusnya makin naik.
Modus kejahatan yang bermula sejak pertengahan 2023 ini berfokus pada komponen baterai pada motor listrik yang ternyata bisa dibobol.
Kasus pencurian baterai motor listrik pertama kali diekspos oleh Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik).
Sejauh ini, sudah ada beberapa investigasi yang dilakukan.
Khususnya dalam hal mengorek informasi seputar modus ini.
Hendro Sutono, pegiat motor listrik sekaligus juru bicara Kosmik menjelaskan, pencuri umumnya mengincar tiga jenis baterai, yakni Lithium-Ion (Li-Ion), Lithium Ferro Phosphate (LFP), dan Nikel Mangan Kobalt (NMC).
Ketiga baterai tersebut diincar karena beberapa alasan, yakni banderolnya cukup tinggi, peminatnya banyak, dan umumnya bertipe removable alias bisa dilepas.
“Tiga jenis ini kebanyakan removable, bisa untuk swapping atau dicas pakai docking station. Intinya bukan jenis tanam,” dilansir dari Kompas.com (10/2/2024).
Hendro menambahkan, baterai-baterai tersebut juga punya nilai jual tinggi.
Kisaran harga normalnya di pasaran bisa di angka Rp 7 juta ke atas, tergantung kapasitas dan merek.
Semisal laku dijual si maling bisa kipas-kipas duit tuh.
Selain itu beberapa pencuri juga punya modus tertentu saat memperdagangkan baterai curian.
Sebagian memanfaatkan lapak jual beli online di media sosial, namun ada pula yang menjual di penadah dengan harga miring.
Kondisi tersebut juga cukup disesalkan oleh Hendro, karena walaupun baterai memiliki harga jual tinggi, beberapa pabrikan tidak membekali motor listrik dengan proteksi memadai.
“Memang ada beberapa merek yang (baterainya) sering dicuri. Kenapa sering dicuri? Karena kompartemennya mudah dibobol, hampir enggak ada proteksi,” ucapnya.
Baca Juga: Lama Charge Baterai Yamaha Neo, Butuh Waktu Berapa Jam?