Pasalnya, jumlah SRP liar di Jakarta saat ini bisa lebih dari 16.000 sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan.
"Perhitungan satu SRP efektif 8 jam setiap hari di Jakarta adalah hitungan kecil.
"Banyak kawasan atau daerah bisnis atau hiburan pendapatan satu SRP bisa efektif lebih dari 12 jam sehari, jadi pendapatannya akan jadi jauh lebih besar lagi," ujar Tigor.
Tigor pun menyayangkan uang yang begitu banyak dari bisnis parkir liar tidak menjadi perhatian pemerintah.
Padahal, apabila parkir liar dikelola sehingga menjadi legal, hal itu bisa sangat bermanfaat untuk menambah kas daerah.
"Jika uang ratusan milyar rupiah itu dikelola, maka bisa membiayai agar warga Jakarta gratis naik Transjakarta," harapnya.
"Pengelolaan parkir, bisa digunakan jadi alat bantu memecahkan problem transportasi dan pendapatan asli daerah," ucap Tigor.
Oleh karenanya, Tigor mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membenahi sektor perparkiran di Jakarta.
Menurut dia, ini adalah momentum yang tepat untuk melakukan pembenahan.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono beserta jajarannya diminta untuk menempatkan sektor parkir sebagai instrumen pendapatan daerah yang potensial, sekaligus alat untuk mengendalikan kemacetan. "Jika bisa membereskan masalah parkir, maka akan mendapatkan dua fungsi itu," tutur Tigor.
Baca Juga: Dijanjikan Pekerjaan, Jukir Liar Minimarket Request Minta Gaji Segini