Karena kalau langsung diganti coolant, efeknya bagian yang terserang karat tadi akan terkikis.
“Pada coolant itu selain terdapat aditif anti freezing dan pengontrol suhu tinggi, juga ada rust inhibitor untuk mencegah karat,” jelasnya.
Nah, sifat aditif rust inhibitor ini kata Sumarno dapat mengikis karat dan kotoran yang ada pada saluran pendingin mesin.
“Akan fatal akibatnya terhadap mesin, karena bisa bikin mampet radiatornya,” tambahnya.
Baca Juga: Ternyata Inilah Komponen Penyebab Air Radiator Mobil Sering Kurang
Resiko lainnya, soal mitos yang berkembang kalau langsung ganti radiator coolant bisa bikin radiator bocor.
"Betul itu, karena kalau karatnya itu sudah ekstrem di bagian dalam pipa, terus dibersihin oleh aditif yang ada dalam coolant, bisa aja pipa itu akan bocor,” jelasnya lagi.
Lantas bila memang ditemui terdapat karat pada saluran radiatornya, mesti bagaimana? “Harus direstorasi terlebih dahulu sistem pendinginannya,” saran Sumarno.
Apa saja yang direstorasi atau diperbaiki? Pertama, ganti pipa inlet water pump-nya dengan yang baru.
Kedua, sebaiknya ganti thermostat-nya juga. “Karena kita kan gak tahu history dari mobil tersebut,” tukasnya.
Bisa saja kinerja thermostatnya sudah tidak baik karena pemakaian yang lama, sehingga nanti berisiko menyebabkan sistem pendinginan mesin tidak optimal.
Selanjutnya, “Lakukan penggantian pipa yang lainnya. Misalnya mobil tersebut pakai fitur heater (pemanas), pasti aka nada pipa yang ke arah heater,” terangnya.
Yang keempat, cek kondisi slang-slang karet radiatornya, “Bila tampak sudah keras, sekalian ganti baru, supaya lebih aman ke depannya,” ujar Sumarno.
Oiya, jangan lupa juga ganti tutup radiatornya sekalian ya sesuai spesifikasi tekanan yang dianjurkan. Biasanya tertera pada bagian atau tutup radiator tersebut.
Nah, kalau sudah dilakukan peremajaan ini, “Baru deh boleh ganti cairan pendinginnya pakai radiator coolant,” pungkas Sumarno.