Begini Cara Memilih Lampu BiLED yang Tepat, Yuk Simak Biar Gak Salah

Rangga Kosala - Selasa, 24 September 2024 | 08:00 WIB

Lampu BiLED memiliki ragam ukuran lensa atau proyektor (Rangga Kosala - )

Otomotifnet.com - Bagaimana sih cara memilih lampu BiLED yang tepat untuk motor kita? Ternyata begini caranya biar enggak salah.

Pemilihan lampu BiLED umumnya dipisahkan ke ukuran yang digunakan, daya yang dibutuhkan (input) serta fitur yang disediakan.

Ukuran lampu BiLED bermacam-macam, diameternya mulai dari 1,5 inci, 1,8 inci, 2 inci, 2,5 inci sampai 3 inci.

Bentuknya juga beragam, ada yang bulat, square (kotak) dan ada yang oval, ada pula yang terpotong setengah, tergantung pabrikannya.

Bentuk output lampu atau pancaran sinar cahayanya pun berbeda-beda.

Ada bentuk trapesium, ada yang bentuknya setengah lingkaran seperti kantong Doraemon, ada yang flat atas-bawah.

Daya lampu dalam satuan Watt yang umum terpampang pada kemasan, merupakan input lampu. Berupa beban listrik yang akan diterima oleh motor.

“Jadi beban pengisian motor itu misalkan di keterangan kemasan itu 60 Watt,” sebut Yoyo, owner bengkel Kedai Rider yang umum mengerjakan pemasangan lampu BiLED.

Nah yang patut dipahami, angka tersebut sudah akumulatif dengan high beam atau lampu jauh.

Ketika full beban atau full dihidupkan, beban yang diterima motor yaitu 60 Watt.

Baca Juga: Yuk Mengenal Lampu BiLED, Idola Anak Matic yang Ternyata Salah Kaprah!

Daya tersebut juga sudah mencakup operasional solenoid untuk mengaktifkan cut-off lampu.

Rangga/Otomotif
Selenoid pada lampu BiLED berfungsi untuk mengaktifkan cut-off lampu

Seperti yang dijelaskan angka tadi merupakan beban total. Agar umur lampu BiLED panjang, ada sistem proteksi di driver-nya.

Menurut Hosta, owner dari brand Bull AES sistem proteksi ini disebut drop Watt.

Sesuai namanya, drop watt ini akan menurunkan daya konsumsi listrik yang digunakan oleh lampu.

Fungsinya untuk mengurangi panas lampu ketika digunakan agar tidak terjadi overheat.

Rangga/Otomotif
Lampu BiLED dari Bull AES memiliki fitur proteksi yang disebut drop watt

Sesuai hukum fisika, saat ada cahaya pasti ada panas. Hal ini berlaku ketika lampu LED bekerja, ada panas yang dihasilkan.

Jika hanya mengandalkan kipas yang terdapat pada lampu saja, tidak dapat mendinginkan secara maksimal. Dalam penggunaan jangka panjang, panas ini dapat merusak lampu.

Baca Juga: Intip Material Lampu BiLED, Ternyata Terbuat Dari Dua Bahan Utama Ini

Drop Watt pada lampu BiLED akan bekerja saat suhu sampai titik yang ditentukan. Ketika suhu tadi dicapai, lampu akan melakukan penurunan power.

“Jadi konsumsi power-nya yang tadinya 55 Watt akan menurun mungkin jadi 50 Watt, dan akan terus menurun sampai titik batas panas yang ideal,” ujar Yoyo.

Masih soal pilihan lampu, selain input, output dan bentuk lensa yang berbeda, pancaran warna cahaya lampu BiLED pun berbeda-beda.

Umumnya lampu BiLED punya warna cahaya 6.000 atau 6.500 Kelvin dengan pancaran cahaya putih. Ada pula yang cahaya yang 5.700 Kelvin atau warm white.

Rangga/Otomotif
Lampu BiLED 6.000 sampai 6.500 Kelvin punya pancaran cahaya putih

Menariknya, lampu 6.000 dan 6.500 Kelvin saat dipakai di kota dengan lampu penerangan jalan berwarna warm white yang agak kekuningan akan terasa tidak terang.

Namun, saat dipakai di tempat yang benar-benar gelap atau minim pencahayaan lampu jalan, seperti di jalan luar kota atau desa, baru terasa terangnya lampu putih.

Sehingga kalau pengendara motor banyak menggunakan motornya di perkotaan, disarankan menggunakan BiLED berwarna warm white.

Sebaliknya jika banyak melewati jalur luar kota atau minim penerangan, pilih lampu berwarna putih.

Beberapa merek seperti Bull AES, punya tipe dengan warna lampu berbeda dalam satu lampu. Model lampu seperti ini umumnya ditujukkan untuk segala cuaca atau all weather.

Ada 6.000 Kelvin untuk cuaca cerah, 5.000 Kelvin untuk cuaca mendung dan 3.000 Kelvin dengan warna kuning pekat untuk jalanan berkabut.

Baca Juga: Mulai Rp 200 ribuan, Lampu LED Universal Ini Punya Fitur Kayak BiLED!